"Memahalkan tiket sah-sah saja, tapi mesti ada studi jangan sampai akhirnya turis nggak datang. Nanti masyarakat yang rugi," kata pakar pariwisata dan dosen Program Studi Pariwisata Vokasi Universitas Indonesia, Diaz Pranita di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Selasa (27/11/2018).
Menurut Diaz, TN Komodo awalnya memang destinasi wisata minat khusus. Namun dalam perkembangannya sekarang malah semakin masif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga mahal USD 500 untuk wisatawan mancanegara, menurut Diaz belum tentu negatif. Justru hal ini bisa saja semakin membuat wisatawan penasaran.
"Kalau banyak larangan, demandnya makin tinggi dari pada dilepas begitu saja. Mesti jelas USD 500 itu dapat apa," ujar Diaz.
Sekarang yang perlu diperhatikan adalah menakar dengan tepat pariwisata di TN Komodo supaya tidak mengalami over tourism. Kalau menaikan harga tiket ini metode untuk mencegah over tourism, maka ini positif sifiatnya.
"Mesti ditentukan sehari berapa orang, kalau nggak begitu rusak. Daya dukung lingkungannya harus diitahan. Pulau Komodo pun areanya harus diistirahatkan bergantian dari kunjungan wisatawan biar pulih. Yang penting keberpihakan dan edukasi sama masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur NTT Victor Laiskodat melempar rencana untuk menerapkan harga tiket USD 500 bagi wisman yang ingin berkunjung ke TN Komodo. Alasannya ini adalah destinasi luar biasa. Akses masuk ke sana pun harus sangat dibatasi. Hanya turis berduit saja yang bisa berkunjung ke sana.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol