Milenial lagi, milenial lagi. Generasi ini seperti tidak henti-hentinya menjadi topik pembicaraan di mana pun. Namun, ternyata pengaruhnya cukup besar terhadap sebuah perkembangan pariwisata.
Seperti dalam rilis yang diterima detikcom dari OYO, Senin (29/4/2019) Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dalam laporan Indonesia Millennial Report 20191, generasi milenial diproyeksi akan menjadi generasi yang mendominasi struktur demografi Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah populasi tersebut, generasi Milenial ternyata memberikan dampak signifikan bagi industri pariwisata khususnya perhotelan. Hal ini didukung karena mereka merupakan generasi yang dekat dengan teknologi. Kedekatan dengan gawai contohnya, yang memudahkan akses informasi.
Milenial merupakan satu-satunya generasi yang disebut 'digitally native', atau sangat familiar dengan gawai dan teknologi. Saat mereka plesiran, umunya jadi hal wajib untuk membagikan pengalaman di media sosial.
Meskipun (pada kenyataanya) generasi di atas milenial pun juga ikut-ikutan. Foto dan berbagi menjadi hal wajib saat berwisata. Namun, platform atau media yang digunakan umumnya berbeda.
Layanan finansial Allianz, pada tahun 2017 pun juga pernah melakukan survei yang menghasilkan data bahwa milenial nyatanya hanya memiliki waktu liburan lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya. Rata-rata, hanya 12 hari saja.
Namun, karena kedekatannya dengan teknologi, milenial seakan-akan mampu 'menyulap' waktu singkat tersebut. Mereka mampu membuat perjalanan wisata yang efisien dan efektif melalui kedekatan teknologi. Mulai dari membeli transportasi, mengatur jadwal perjalanan sampai akomodasi.
BACA JUGA: Milenial, Sosial Media & Traveling (Masih) Tidak Bisa Dijauhkan
Pelan-pelan, industri hotel juga menyediakan fasilitas untuk mengakomodasi kebutuhan wisata yang cepat dan mudah diakses. OYO pun juga memberikan fasilitas ini seiring perkembangan tren.
"Teknologi merupakan salah satu keunggulan yang membedakan OYO dengan jaringan hotel sejenis. Kami sangat siap menyambut konsumen milenial, khususnya mereka yang melek teknologi. Selain menawarkan solusi bagi konsumen, aplikasi OYO dirancang untuk mempermudah aktivitas operasional sehari-hari pemilik properti. Lebih dari itu, teknologi ini juga mendukung kapabilitas perusahaan sehingga memungkinkan bagi OYO menambah lebih dari 64 ribu kamar setiap bulannya secara global," ujar Rishabh Gupta, Country Head OYO Hotels Indonesia.
Begitupun dengan sejumlah perubahan sifat atau perilaku wisata. Dahulu, mungkin orang akan pergi ke agen wisata konvensional atau hanya sekadar mengambil informasi melalui spanduk, banner dan media promosi non-digital.
Seiring berjalannya waktu, hal ini diselaraskan oleh para pelaku industri wisata yang berbasis digital. Traveler bisa lihat berbagai perkembangan Online Travel Agent, atau badan pariwisata yang mempromosikan tempatnya melalui media sosial.
Pilihan wisata melalui teknologi pun juga bisa memudahkan dari berbagai sisi. Dari mulai melihat harga termurah, akses, sampai memesan transportasi, akomodasi dan atraksi.
Tentunya, meski hal ini dipengaruhi oleh milenial, nyatanya generasi lain pun juga terbantu dengan kemajuan teknologi di industri pariwisata. Bagaimana menurutmu?
Simak Juga 'Ini Tiga Destinasi Wisata Terpopuler di Indonesia':
(sna/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum