Seperti dilansir CNN, Jumat (28/6/2019), gletser yang mencair itu dalam cakupan 2.000 kilometer dan menyimpan sekitar 600 miliar ton es. Gletser Pegunungan Himalaya adalah pemasok air bagi sekitar 800 juta orang.
Rinciannya untuk air irigasi, PLTA dan minum. Gletser telah hilang hampir setengah meter setiap tahunnya sejak awal abad ini atau dua kali lipat dari jumlahnya yang meleleh antara tahun 1975 dan 2000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat es mencair, ia membentuk danau gletser yang besar dan sudah berdampak pada komunitas lokal, menurut penulis utamanya, Joshua Maurer. "Gletser dapat runtuh dan mengakibatkan banjir besar dan ini dapat menghancurkan permukiman di hilir," katanya.
Dalam jangka pendek, para ahli memperkirakan terjadinya banjir. Tapi, es yang semakin sedikit pada akhirnya dapat menyebabkan kekeringan.
Para peneliti melakukan 40 tahun pengamatan satelit di India, China, Nepal dan Bhutan. Mereka menemukan bahwa gletser di Himalaya telah mencair dengan sangat cepat sejak tahun 2000 karena kenaikan suhu rata-rata 1 derajat Celcius di wilayah tersebut.
"Pemanasan atmosfer tampaknya benar-benar menjadi pendorong utama hilangnya es," kata Maurer seraya menambahkan bahwa gletser di Himalaya mungkin telah kehilangan seperempat massanya selama empat dekade terakhir.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Science Advances, yang menyoroti kenaikan suhu menjadi ancaman bagi orang yang tinggal di daerah gletser. Sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan April juga memperingatkan bahwa sebagian besar gletser di Eropa Tengah, Kanada Barat, dan Amerika Serikat dapat menghilang pada paruh kedua abad ini karena hal yang sama.
Awal tahun ini sebuah penelitian memperingatkan bahwa sepertiga dari es di wilayah Hindu Kush Himalaya, rumah bagi puncak tertinggi dunia, Gunung Everest dan K2, dapat mencair pada akhir abad ini.
(msl/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol