Gunung Tangkuban Perahu setinggi 2.084 mdpl mengalami erupsi pada 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB. Tinggi kolom abu teramati sampai 200 meter. Pantauan terakhir pada Sabtu (27/7) pukul 07.00 WIB, asap putih tipis setinggi 50 meter masih tampak dari puncak.
Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang dilihat detikcom, ada rekomendasi untuk wisatawan. Mereka dilarang mendekat dalam radius 500 meter dari bibir Kawah Ratu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aparat keamanan masih menutup jalan menuju kawah. Komunikasi dengan media terus dilakukan untuk meluruskan info yang tidak benar.
Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata diminta mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas gas vulkanik. Mereka diimbau tidak berlama-lama di bibir kawah aktif Gunung Tangkuban Perahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
Mereka juga mesti mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas. Status Gunung Tangkuban Perahu dinyatakan normal, tapi wisatawan mesti waspada.
"Untuk gunung api status normal: Agar masyarakat/wisatawan/pendaki tidak bermalam dan berkemah di kawah untuk menghindari potensi ancaman gas beracun," kata PVMBG.
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol