Terima Kasih Sudah Menjaga Titik Paling Selatan Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Terima Kasih Sudah Menjaga Titik Paling Selatan Indonesia

Afif Farhan - detikTravel
Rabu, 18 Sep 2019 16:12 WIB
Foto: (Afif Farhan/detikcom)
Rote - 'Sejengkal tanah Indonesia akan kita jaga'. Begitulah misi dari Satgas Pengamanan Pulau Terluar di Pulau Ndana, di titik paling selatan Indonesia.

20-26 Agustus 2019, tim Tapal Batas detikcom bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjelajahi Kabupaten Rote Ndao di NTT. Kabupatennya berupa kepulauan dengan total 96 pulau. Namun, hanya 7 pulau yang berpenghuni dengan Pulau Rote sebagai yang paling besar.

Terdapat 10 kecamatan di Rote Ndao. Tiap kecamatan punya potensi dan tempat wisata yang beragam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: Wisata ke Rote, Aman Nggak Ya?

Salah satu destinasi yang kami kunjungi adalah Pulau Ndana. Usut punya usut, inilah pulau paling ujung selatan Indonesia!

Namun harus kamu ketahui, Pulau Ndana ini tidak dihuni penduduk. Satu-satunya penghuni di sana adalah Satgas (Satuan Tugas) Pengamanan Pulau Terluar dari kesatuan TNI.

Meski begitu, wisatawan tetap diperbolehkan mengunjungi Pulau Ndana. Caranya adalah menuju Pantai Oeseli di Kecamatan Rote Barat Daya, kemudian melapor ke pos Satgas Pengamanan Pulau Terluar.

Setelah itu, barulah menyewa perahu nelayan. Perjalanan dari Pantai Oeseli ke Pulau Ndana sekitar 1 jam dengan ombak yang sangat menantang!

Bersiap menuju Pulau Ndana (Afif Farhan/detikcom)Bersiap menuju Pulau Ndana (Afif Farhan/detikcom)


Bayangkan, perahu kami melaju di atas gelombang tinggi. Naik-turun mengguncang badan, rasanya badan terhempas. Menurut masyarakat setempat, hanya masyarakat asli di Pantai Oeseli yang bisa mengarungi ganasnya ombak dan gelombang menuju Pulau Ndana.

BACA JUGA: Bukan di Afrika, Ini di Selatan Indonesia

Tapi begitu tiba di Pulau Ndana, rasa was-was menjadi suka cita. Hamparan pasir putih dengan perairan bergeradasi memanjakan mata.

Ombak-ombak di sekitar Pulau Ndana (Afif Farhan/detikcom)Ombak-ombak di sekitar Pulau Ndana (Afif Farhan/detikcom)


Kapten Marinir Komandan Satgas Pulau Terluar Pulau Ndana, Agus Dwi Wibowo menyambut kedatangan kami. Dia menjelaskan profil tentang Pulau Ndana.

"Luas pulau ini 13 km persegi, yang di dalamnya terdapat hutan lindung, satwa liar dan danau. Penghuni Pulau Ndana adalah kami para Satgas yang terdiri dari 34 personil, yakni 24 dari Yonif 3 Marinir Surabaya TNI AL dan 10 Yonif 734/PSY TNI AD," papar Agus.

Kapten Marinir Komandan Satgas Pulau Terluar Pulau ndana, Agus Dwi Wibowo menjelaskan tentang Pulau Ndana (Ari Saputra/detikcom)Kapten Marinir Komandan Satgas Pulau Terluar Pulau ndana, Agus Dwi Wibowo menjelaskan tentang Pulau Ndana (Ari Saputra/detikcom)


Menurut Agus, kegiatan Satgas Pengamanan Pulau Terluar di Pulau Ndana adalah patroli. Setiap hari, 1 regu yang berjumlah 10 personil akan berpatroli rutin mengitari pulaunya.

"Kegiatan kami meliputi patroli laut dan darat, untuk menjaga pulau ini dari bahaya atau ancaman dari luar," terangnya.

Apa saja bahaya atau ancamannya?

"Seperti nelayan asing yang mencuri ikan, warga asing yang menetap di pulau ini dan mencegah Pulau Ndana untuk ditempati teroris atau perompak asing," jawab Agus.

Tim Satgas Pengamanan Pulau Terluar bersiap melakukan patroli (Afif Farhan/detikcom)Tim Satgas Pengamanan Pulau Terluar bersiap melakukan patroli (Afif Farhan/detikcom)


Kami tim Tapal Batas detikcom pun berkesempatan mengikuti patroli bersama mereka. Trekking bersama mengitari Pulau Ndana yang sungguh, sungguh indah!

"Kita akan berjalan menyisir pantai, melintasi padang savana dan danau. Kemudian berakhir di mercusuar yang di dekatnya ada titik dasar 121 yang merupakan di bagian paling selatan Pulau Ndana," terang Agus.

Para Satgas berjalan dengan gagah. Dengan persenjataan lengkap dan bendera Merah Putih, mereka fokus mengawasi keadaan.

Patroli di Pulau Ndana (Afif Farhan/detikcom)Patroli di Pulau Ndana (Afif Farhan/detikcom)


Kami pun terkesima dengan panorama Pulau Ndana. Hamparan pasir pantai yang eksotis berpadu dengan padang savana, bikin jatuh hati.

"Bayangkan mas, tempat secantik ini masih di Indonesia. Harus kita jaga," kata Agus kepada saya.


Pulau Ndana dengan pesisir pantai yang indah (Afif Farhan/detikcom)Pulau Ndana dengan pesisir pantai yang indah (Afif Farhan/detikcom)


Kami berjalan sampai ke mercusuar, menjulang tinggi di pinggiran pantai. Tak jauh dari situ, personil Satgas Pengamanan Pulau Terluar mengecek titik dasar 121.

"Sejengkal tanah Indonesia akan kita jaga," tegas Agus.

Titik dasar 121, patok paling selatan Indonesia (Ari Saputra/detikcom)Titik dasar 121, patok paling selatan Indonesia (Ari Saputra/detikcom)


Kami kemudian melanjutkan trekking sampai ke Danau Merah dan patung Jendral Soedirman. Danau Merah seperti namanya merupakan suatu danau berwarna merah dikarenakan alga yang berada di permukaan danaunya.

BACA JUGA: Cerita Persahabatan Kambing dan Manusia di Pulau Paling Selatan RI

Sedangkan patung Jendral Soedirman, terlihat gagah berdiri menghadap Samudera Hindia. Seolah menjadi penanda, perjuangan menjaga Indonesia dimulai dari titik terdepannya.

Patroli di Danau Merah (Abdul Haris/detikcom)Patroli di Danau Merah (Abdul Haris/detikcom)


Patroli bersama Satgas Pengamanan Pulau Terluar ini menjadi sebuah pengalaman berharga bagi kami, tim Tapal Batas detikcom. Serta menjadi informasi bagi Anda para pembaca, mengenalkan mereka para penjaga selatan Indonesia.

"Sudah tugas kami menjaga Kedaulatan NKRI tanpa pamrih," tutup Agus.

Terima kasih sudah menjaga titik selatan Indonesia (Afif Farhan/detikcom)Terima kasih sudah menjaga titik selatan Indonesia (Afif Farhan/detikcom)


Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com


Simak video "Seru! Patroli Pulau Terdepan di Selatan Indonesia":

[Gambas:Video 20detik]

(aff/aff)

Hide Ads