Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon tengah fokus menggali potensi benda-benda bersejarah untuk melengkapi koleksi Museum Pangeran Cakrabuwana Cirebon.
Sebab, koleksi benda bersejarah di Museum Pangeran Cakrabuwana masih minim. Kepala Disbudparpora Kabupaten Cirebon Hartono mengatakan salah satu upaya untuk menggali potensi benda bersejarah dengan membentuk wadah bagi guru seni dan budaya di Kabupaten Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hartono tak menampik koleksi benda bersejarah yang ada di museum masih belum lengkap. Ia mengaku masih banyak benda bersejarah yang berada di luar museum.
"Isi museum menurut kami masih harus diisi, belum komplit. Kami sedang mencari. Contohnya jenis keris. Baru ada beberapa keris khas Cirebon, harusnya itu minimalnya ada 50 jenis keris khas Cirebon dilihat dari kerangka dan gagangnya," katanya.
Lebih lanjut, Hartono mengatakan koleksi benda bersejarah yang menyangkut seni dan budaya Cirebon diharapkan bisa menjadi media belajar pelajar Cirebon. Sehingga, lanjut dia, pelajar Cirebon bisa lebih mencintai budaya Cirebon dibandingkan budaya lain.
"Jangan sampai tahu budaya daerah lain, tapi lupa budaya sendiri," ucapnya.
"Saat ini museum yang ada itu sifatnya untuk seni dan budaya. Karena lahannya belum represtatif. Kita sedang merancang untuk pembangunan museum lagi di wilayah Sumber, nanti sifatnya lebih umum," tambah Hartono.
Di tempat yang sama, Budayawan Cirebon Raffan S Hasyim mengatakan Museum Pangeran Cakrabuwana Cirebon memiliki keunggulan koleksi wayang, seperti wayang golek cepak, wayang kulit dan lainnya. "Memang koleksi di sini belum berseri, ke depannya berseri semua ada wayang, topeng, gerabah dan lainnya. Ya masih bertahap," kata budayawan yang akrab disapa Opan itu.
![]() |
Opan juga tak menampik pihak Museum Pangeran Cakrabuwana terbilang lambat memburu koleksi wayang dibandingkan negara lain.
"Kalau kita bandingkan dengan yang lain kita ketinggalan. Belanda itu sudah mengumpulkan koleksi wayang sejak tahun 70-an. Kita kalah. Sedangkan Jerman tahun 90-an sudah memburu wayang Indonesia. Nah, daripada kita tidak punya koleksi sisa yang ada kita kumpulkan dan tampung," katanya.
(sym/krs)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan