The Trans Luxury Hotel Raih Penghargaan meski Banyak Tantangan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

The Trans Luxury Hotel Raih Penghargaan meski Banyak Tantangan

Reta Amaliyah - detikTravel
Kamis, 24 Okt 2019 10:55 WIB
Foto: The Trans Luxury Hotel (Reta Amaliyah/detikcom)
Bandung - The Trans Luxury Hotel Bandung berhasil menyabet penghargaan Asia's Leading Business Hotel. Penghargaan ini diraih di tengah banyak tantangan soal pariwisata.

Saat ini Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) menjadi salah satu kegiatan yang sedang berkembang pesat dalam industri pariwisata.

Perkembangan tersebut berdampak pada semakin kuatnya kompetisi berbagai destinasi dalam meningkatkan daya saing, tak terkecuali industri perhotelan dalam memberikan pelayanan dan fasilitas MICE terbaik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam hal ini, The Trans Luxury Hotel Bandung berhasil meraih penghargaan Asia's Leading Business Hotel pada World Travel Awards 2019. The Trans Luxury Hotel Bandung diakui sebagai hotel yang berhasil memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik yang mendukung kegiatan bisnis para travelers, sejalan dengan upaya pengembangan potensi MICE di Bandung.

Hal tersebut disampaikan General Manager The Trans Luxury Hotel Farid Patria dalam Press Conference World Travel Awards 2019 dan Anugerah Pesona Pariwisata Kota Bandung di The Trans Luxury Hotel, Selasa (22/10/2019).

The Trans Luxury Hotel Raih Penghargaan, Meski Banyak TantanganFoto: Reta Amaliyah/detikcom


Ia menyinggung soal kondisi pariwisata dan perhotelan di Kota Bandung seiring dipindahkannya rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. Sebab, mengancam penurunan bisnis, hotel, dan restoran yang skalanya nasional.

"Tantangannya, pimpinan yang akan membuat event tahun depan, tidak memasukkan Bandung sebagai venue. Untuk mengumpulkan peserta dari seluruh Indonesia akan susah. Positifnya, aksesibilitas dari Jakarta akan lebih mudah karena ada jalan tol layang, tapi tidak menjawab aksesibilitas via udara karena ada pemindahan penerbangan," ujarnya.

Senada dengan Farid, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari juga menyesalkan hal itu. Pasalnya, atraksi pariwisata dan amenitas Bandung sudah cukup menggeliat, namun aksesnya justru dikurangi.

"Seharusnya main route dikembalikan lagi ke Bandung. Pemkot sudah berupaya meluncurkan calendar of event sebagai strategi pemasaran. Terlebih kegiatan tahun depan banyak yang berskala nasional dan internasional, mudah-mudahan beberapa rute dikembalikan lagi ke Bandung," kata Kenny.


Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan, dipindahkannya penerbangan dari Bandung ke Kertajati menjadi persoalan yang tengah dihadapi pariwisata Jawa Barat. Ia mendesak Pemprov Jawa Barat untuk mengembalikan penerbangan ke Bandung sebelum proyek kereta cepat dan Tol Cisumdawi selesai.

"Kalau tidak secepatnya, dampaknya hotel kehilangan 2.000 tamu perhari. Ditambah, sebelumnya banyak yang mengadakan kongres atau musyawarah nasional di Bandung, sekarang tidak karena rute penerbangan susah," jelasnya.

Keny menuturkan, Bandung akan diusulkan sebagai travelers friendly city . Untuk itu, formulasi MICE dan leisure perlu digalakkan dalam mengundang wisatawan. Berkaitan dengan MICE dan leisure, Kenny meminta partisipasi masyarakat agar lebih meningkat. Pihaknya juga akan memfokuskan pariwisata berbasis komunitas agar kedepannya Bandung layak menjadi kota wisata yang didukung penuh oleh pemerintah dan masyarakat.


Sejauh ini, kata Farid, The Trans Luxury Hotel telah banyak mendukung kegiatan MICE baik dalam skala nasional, regional, dan internasional. Untuk mempertahankan gelar penghargaan, Farid mengimbau agar strategi pemasaran Bandung lebih kreatif dan inovatif. Pencapaian ini sekaligus sebagai media pengembangan destinasi dan bisnis di Kota Bandung.

"Kota lain seperti Banyuwangi dan Jember sudah sangat kreatif dan kompetitif. Dengan pencapaian ini, tandanya Bandung sudah semakin diapresiasi di level Asia, meski untuk mempertahankan kedepannya tidak mudah, khususnya business travelers," pungkas Farid.


(wsw/wsw)

Hide Ads