"Saat ini dievakuasi ke kolam laut Banyuwedang, TN Bali Barat. Sementara ditangguhkan izin (konservasi hotel) sambil menunggu proses pengenaan sanksi definitif," kata Kasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono ketika dihubungi via telepon, Jumat (25/10/2019).
Sebelumnya diberitakan, kelompok pecinta satwa yang tergabung dalam The Dolphin Project menyatakan berhasil menyelamatkan total 4 ekor lumba-lumba dari kolam renang sebuah hotel di Bali. Dua lumba-lumba diselamatkan pada bulan Agustus, menyusul dua ekor lainnya baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelaskan kronologi penyelamatan, Sumarsono mengatakan bahwa pihaknya menjadi penanggung jawab dalam evakuasi mamalia tersebut. Para pemerhati hewan menjadi relawan yang menyumbangkan tenaga dan waktunya untuk mengevakuasi mamalia laut tersebut.
"Ya kan ada KSDA di situ, ada dia, ada grup pemerhati lingkungan lain tapi kan penanggung jawabnya KSDA," ucapnya.
"KSDA mau minta bantuan siapapun kan terserah kita jadi nggak ada masalah dia atau siapa yang menangani, kan sukarela. Kalau kita pemerintah terima saja bantuan siapapun, tapi tanggung jawabnya dari KSDA," terangnya.
Sumarsono mengatakan KSDA memang memiliki anggaran untuk menangani satwa-satwa yang telantar.
![]() |
"Dari DIPA kita, anggaran kita, kan kita punya anggaran konflik satwa mereka kan nyumbang waktu, tenaga, fasilitas, kas-kas dari dana negara. Kalau kita kan nggak boleh terima bantuan uang, harus barang atau tenaga," tutur Sumarsono.
Empat ekor lumba-lumba yang diselamatkan yaitu Rocky, Rambo, Dewa, dan Johny. Dewa dan Rambo merupakan dua lumba-lumba yang dievakuasi pertama kali dari hotel tersebut pada bulan Agustus. Rocky dan Johny baru berhasil dievakuasi baru-baru ini karena mengalami sakit dan buta.
Sumarsono mengatakan, kondisi Dewa kini sudah membaik. Luka-luka di tubuhnya sudah mengering dan kulitnya lebih bagus sejak dipindahkan ke laut.
"Kondisinya jelas sehat. Kalau sudah di laut mereka nggak ada masalah apa-apa airnya nggak pakai kaporit, kadar garamnya cukup, PH-nya cukup. Kulitnya makin bagus, makin halus, kemarin kan ada yang banyak luka-luka sekarang sudah bagus," jelasnya.
Selain lumba-lumba, petugas juga mengevakuasi sejumlah satwa seperti 3 buaya muara, 2 lutung, 2 nuri bayan, 1 nuri kepala hitam, dan 1 kakatua jambul kuning. Buaya muara tersebut kini sudah dititipkan di Bali Safari, sementara binatang lainnya dititipkan di Bali Zoo.
Evakuasi lumba-lumba ini bermula dari temuan lumba-lumba atraksi mati di hotel tersebut, Sabtu (3/8) lalu. Saat itu dua lumba-lumba sudah cukup fit untuk langsung bisa dievakuasi saat itu juga, sementara dua lumba-lumba lainnya butuh waktu agar fit untuk siap diselamatkan -- yang mana terjadi pada awal Oktober ini.
Hotel itu sendiri memiliki izin sebagai lembaga konservasi yang memperbolehkan pihak hotel merawat atau memperagakan hewan yang dilindungi.
"Kalau izin lembaga konservasi kan mereka berhak memperagakan, memamerkan, ada hak juga untuk atraksi. Ini baru kita cermati apa terapi itu katogeri peragaan atau atraksi, atau bagaimana, masih kita cocokkan dengan standar kementerian kehutanan. Kalau izin lembaga konservasi seperti (hotel) Melka itu boleh peragaan boleh atraksi," jelas Sumarsono.
(ams/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum