Sudah Saatnya Ada SOP Mitigasi Bencana buat Destinasi Wisata?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sudah Saatnya Ada SOP Mitigasi Bencana buat Destinasi Wisata?

Putu Intan Raka Cinti - detikTravel
Sabtu, 26 Okt 2019 12:25 WIB
Ilustrasi erupsi Gunung Agung, Bali (Foto: Antara Foto)
Jakarta - Di awal masa jabatannya sebagai Menparekraf, Wishnutama diingatkan akan pentingnya mitigasi bencana buat destinasi wisata demi menjamin keselamatan wisatawan dan keberlangsungan industri pariwisata Indonesia. Sudah saatnya ada Standar Operasional Prosedur (SOP)?

Pegiat pariwisata Taufan Rahmadi mengungkapkan, saat ini Indonesia belum memiliki SOP dalam menghadapi bencana di destinasi wisata. Ia menyarankan Menparekraf Wishnutama untuk menyusun SOP dan mensosialisasikannya pada masyarakat.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah bicara bencana itu sudah force majeur tapi kita berpikirnya tidak boleh begitu. Destinasi pariwisata ini harus tahu benar, harus kita sampaikan pada wisatawan dan kita harus tahu benar bahwa apabila terjadi bencana SOPnya adalah a,b,c, d misalnya. Masyarakat harus disadarkan tentang hal itu," katanya ketika dihubungi detikcom via telepon.

Taufan mencontohkan ketika terjadi gempa di Lombok, banyak wisatawan yang tidak bisa keluar dari Lombok menggunakan pesawat karena bandara yang ditutup. Pada saat itu pemerintah sebenarnya bisa mengarahkan wisatawan menggunakan kapal laut untuk keluar dari Lombok. Namun hingga kini pemerintah belum menetapkan SOP mitigasi bencana, khususnya di 10 destinasi wisata prioritas.




"Harusnya dari sekarang pemerintah sudah aware. Pariwisata itu tidak hanya berbicara tentang how to create promotions tapi how to manage destinations," ujar Taufan.

Gempa Lombok yang terjadi Juli 2019 lalu memang berdampak buruk bagi pariwisata Lombok bahkan nasional. Kerugian akibat gempa mencapai US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 miliar. Selain itu, pemulihan akibat gempa juga dilakukan yakni trauma healing untuk 1.500 orang pelaku pariwisata.




Menurut Taufan, dengan menyusun dan menerapkan SOP mitigasi bencana, kerugian bisa diminimalisir dan kualitas pariwisata itu akan meningkat karena wisatawan memiliki jaminan keselamatan serta kenyamanan. "Ketika wisatawan itu nyaman, dia akan datang lagi," ucapnya.

Untuk bisa menjalankan mitigasi yang baik, Taufan menyarankan Kemenparekraf untuk bersinergi dengan pihak-pihak lain. Mulai dari pihak kepolisian untuk memastikan keamanan wisatawan di sebuah destinasi. Kemudian untuk wisata alam seperti pegunungan dan pantai, Kemenparekraf bisa menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selain itu, Kementerian Kesehatan juga berperan apabila ada penyakit menular di sebuah destinasi wisata. Hal yang tak kalah penting mengenai aksesibilitas wisata, perlu adanya koordinasi dengan Kementerian Perhubungan.





(msl/msl)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Duet Wishnutama-Angela Tanoe
Duet Wishnutama-Angela Tanoe
87 Konten
Pariwisata Indonesia di pundak menteri dan wakil menteri yang masih muda, yakni Wishnutama dan Angela Tanoesodibjo. Apa saja yang akan mereka lakukan untuk pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia?
Artikel Selanjutnya
Hide Ads