Warga Sempat Rebutan Air Bekas Cuci Gamelan Keraton Cirebon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Warga Sempat Rebutan Air Bekas Cuci Gamelan Keraton Cirebon

Sudirman Wamad - detikTravel
Kamis, 07 Nov 2019 15:25 WIB
Warga berebut air bekas cucian gamelan (Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon - Tak sedikit warga Cirebon yang menyaksikan pencucian gong sekaten di Keraton Kanoman Cirebon. Aksi saling dorong demi air bekas ritual pun tak terhindarkan.

Awalnya, prosesi ritual pencucian gong sekaten itu dilakukan di langgar Keraton Kanoman Cirebon. Usai dicuci dan digosok menggunakan serabut kepala dan abu batu bata merah, gamelan pusaka dibawa ke Bangsal Sekaten Keraton Kanoman Cirebon.


Namun, saat gamelan baru saja hendak dibawa dan keluar dari langgar keraton. Warga yang saat itu menyaksikan langsung menyebur kolam dan sejumlah ember yang digunakan untuk mencuci gamelan. Mereka sudah membawa botol kemasan, jerigen dan lainnya. Aksi saling dorong pun terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Sempat Rebutan Air Bekas Tradisi Cuci Gamelan Keraton CirebonWarga yang antusias berebut air cucian jimat (Sudirman Wamad/detikcom)
Warga mempercayai air bekas pencucian gamelan pusaka itu memiliki berkah. Sehingga mereka rela saling dorong demi mendapatkan air tersebut.

Reina, salah seorang warga Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon mengaku rutin mengikuti ritual pencucian gamelan sekaten. Reina rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan air bekas pencucian gamelan.

"Dari pagi. (Airnya) buat mandi, buat anak-anak saya, supaya sehat dan waras," katanya.

Airnya dipercaya berkhasiatAirnya dipercaya berkhasiat (Sudirman Wamad/detikcom)
Ia mengatakan air bekas pencucian gamelan pusaka itu memiliki berkah sendiri. "Sudah sering. Itu kan bekas cucian jimat, airnya bisa buat mandi," katanya.

Terpisah, Juru bicara Keraton Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan masyarakat meyakini air tersebut membawa berkah. Sebab, air yang digunakan untuk pencucian gamelan pusaka itu terlebih dahulu dibacakan selawatan dan doa.

"Ya melalui media air. Karena air itu dipuji-pujikan dulu. Mereka berharap mendapat berkah, biasanya digunakan untuk pertanian, kesehatan dan lainnya," kata Arimbi.




(rdy/rdy)

Hide Ads