Senin, 11 Nov 2019 17:45 WIB
TRAVEL NEWS
Kampung Gajah Terbengkalai, Apa Kata Dinas Pariwisata Setempat?
Yudha Maulana
detikTravel

FOKUS BERITA
Ironi Kampung Gajah
Bandung Barat - Bekas kawasan wisata Kampung Gajah kini terbengkalai. Apa respon Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB)?
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sri Dustirawati mengaku tak bisa campur tangan soal terbengkalainya objek wisata Kampung Gajah di Desa Cihideung, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Menurutnya, kepengurusan kawasan wisata seluas 60 hektare itu berada di bawah kendali pihak swasta.
"Kami tak bisa masuk ya, karena itu masuknya ke ranah pribadi perusahaan yang mengelola kawasan wisata itu," kata Sri saat ditemui detikcom di kediamannya, Senin (11/11/2019).
Sri mengaku tak mengikuti perkembangan destinasi wisata yang ditutup sejak Mei 2018 itu. "Kalau soal persaingan antar objek wisata saya rasa bukan ya, karena kawasan Bandung Utara itu selalu ramai dikunjungi wisatawan," katanya.
BACA JUGA: Kampung Gajah di Jawa Barat, Tempat Wisata yang Kini Menyeramkan
Dari informasi yang dihimpun detikcom, Kampung Gajah dinyatakan pailit pada akhir 2017 lalu oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Taman rekreasi yang dikelola oleh PT Cahaya Adiputa Sentosa (PT CAS) itu mulai jarang dikunjungi wisatawan jelang penutupan.
Beberapa wisatawan yang pernah berkunjung ke Kampung Gajah mengaku tarif yang dibanderol pengelola kelewat mahal.
"Kalau buat foto-foto sih ya mungkin bisa cuma Rp 20 ribu, tapi di sana naik perwahananya lumayan mahal," ujar Megalia (28), warga Bandung yang pernah mengunjungi Kampung Gajah.
Sementara itu, Beni Setiawan (29), mengamini jika tiket perwahana yang dibanderol Kampung Gajah relatif tinggi. Harga naik delman royal dengan jarak puluhan meter dibanderol dengan harga Rp 60 ribu.
"Sebenarnya kalau mahal itu relatif ya, tapi kalau ada pilihan lain yang lebih murah, ya kenapa tidak," katanya.
Simak Video "Serunya Bermain Segway Berkeliling Taman Wisata, Bandung"
[Gambas:Video 20detik]
(aff/aff)
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sri Dustirawati mengaku tak bisa campur tangan soal terbengkalainya objek wisata Kampung Gajah di Desa Cihideung, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Menurutnya, kepengurusan kawasan wisata seluas 60 hektare itu berada di bawah kendali pihak swasta.
"Kami tak bisa masuk ya, karena itu masuknya ke ranah pribadi perusahaan yang mengelola kawasan wisata itu," kata Sri saat ditemui detikcom di kediamannya, Senin (11/11/2019).
Sri mengaku tak mengikuti perkembangan destinasi wisata yang ditutup sejak Mei 2018 itu. "Kalau soal persaingan antar objek wisata saya rasa bukan ya, karena kawasan Bandung Utara itu selalu ramai dikunjungi wisatawan," katanya.
![]() |
BACA JUGA: Kampung Gajah di Jawa Barat, Tempat Wisata yang Kini Menyeramkan
Dari informasi yang dihimpun detikcom, Kampung Gajah dinyatakan pailit pada akhir 2017 lalu oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Taman rekreasi yang dikelola oleh PT Cahaya Adiputa Sentosa (PT CAS) itu mulai jarang dikunjungi wisatawan jelang penutupan.
Beberapa wisatawan yang pernah berkunjung ke Kampung Gajah mengaku tarif yang dibanderol pengelola kelewat mahal.
"Kalau buat foto-foto sih ya mungkin bisa cuma Rp 20 ribu, tapi di sana naik perwahananya lumayan mahal," ujar Megalia (28), warga Bandung yang pernah mengunjungi Kampung Gajah.
![]() |
Sementara itu, Beni Setiawan (29), mengamini jika tiket perwahana yang dibanderol Kampung Gajah relatif tinggi. Harga naik delman royal dengan jarak puluhan meter dibanderol dengan harga Rp 60 ribu.
"Sebenarnya kalau mahal itu relatif ya, tapi kalau ada pilihan lain yang lebih murah, ya kenapa tidak," katanya.
Simak Video "Serunya Bermain Segway Berkeliling Taman Wisata, Bandung"
[Gambas:Video 20detik]
(aff/aff)