"Dari industri saya prihatin saya lihat berita itu terlalu lebay. Karena kenyataannya di Bali pertama itu tidak betul terjadi overtourism," kata Ketua Promosi Badan Pariwisata Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya saat berbincang via telepon, Rabu (20/11/2019).
Rai yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung itu mengatakan ada 146 ribu kamar di Pulau Dewata. Khusus untuk Badung ada 102 ribu atau menyumbang jumlah kamar sebanyak 70% dari total kamar yang dimiliki Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Website AS: Jangan Kunjungi Bali & Pulau Komodo di 2020
Rai juga mengamini soal sampah masih dikeluhkan para wisatawan. Dia menyebut pemerintah daerah telah berusaha mencari solusi untuk pengelolaan sampah tersebut secara mandiri.
"Memang ada keluhan dari wisatawan bener sampah yang disoroti, sampah ini lagi sedang diserahkan ke tiap kabupaten untuk mandiri sampah. Pengelolaannya nanti di hulu, di desa-desa sudah selesailah tidak terus-terusan buang ke TPA dan itu pun pakai teknologi sehingga sampah itu akan bisa jadi pupuk, justru sampah jadi berkah," paparnya.
"Ini siapapun mendadak berhenti tidak akan bisa pengurangan lahan tempat membuang sudah berkurang maka dari itulah diserahkan ke tiap kabupaten. Sekarang sedang mengkaji untuk mencari solusi di setiap kabupaten sampah mandiri kabupaten, saya rasa dalam waktu singkat akan terealisasi," ujar Rai.
BACA JUGA: Bali Masuk Daftar 'No Visit', Positif Saja Itu Cuma Kritik
Dia menambahkan saat ini pemda setempat juga tengah membangun infrastruktur pendukung pariwisata. Selain itu pihaknya juga sedang menggodok standar pelayanan pariwisata di Bali.
"Bali sudah sedang mendirikan infrastruktur short cut, kan sedang progress sedang dikerjakan untuk mengurangi kemacetan seperti cable car dari airport ke Canggu dan sebagainya, underground sudah dikaji. Jadi moda trasnportasi laut, darat, udara nanti integrated gubernur ini sekarang kan baru setahun kerja," terangnya.
"Sekarang saya juga sedang mengkaji membuat standar penyelenggaraan pariwisata Bali, nanti kita akan mengatur wisatawan yang datang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ini semuanya harus diatur, ada standarnya," imbuhnya.
Ilustrasi turis di Bali (Gede Suardana/detikTravel) |
Dilansir detikcom dari News Australia, Rabu (20/11), website pariwisata asal AS, Fodor mengeluarkan daftar 'No Visit' alias daftar destinasi-destinasi dunia yang disarankannya untuk jangan dikunjungi tahun 2020. Selain Bali, Pulau Komodo di NTT juga masuk dalam daftar tersebut.
Ada alasan-alasan tertentu dalam daftar destinasi 'Jangan Dikunjungi'. Misalnya, karena alasan keamanan, politik, overtourism, sampai wacana tiket masuk yang dinilai kemahalan.
(ams/aff)













































Komentar Terbanyak
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!