- Labuan Bajo di NTT ditetapkan sebagai destinasi super premium. Kalau arti yang lebih simpel, cuma buat wisatawan tajir?
Pariwisata dinilai dapat menarik devisa negara lebih besar. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia punya jurus-jurus mengembangkan pariwisata salah satunya lewat 10 Destinasi Prioritas juga dikenal dengan nama 10 Bali Baru.
10 Bali Baru itu punya potensi wisata yang menawan. Tentu jadi alternatif dan menambah banyak pilihan turis datang ke Indonesia (yang tak melulu datang ke Bali).
Bahkan di bulan Juli 2019 kemarin, pemerintah 'ngebut' dan ditetapkan 5 Destinasi Super Prioritas. Pakai kata super, pasti pembangunan dan pengembangan pariwisatanya lebih maksimal.
Labuan Bajo masuk dalam daftar 10 Destinasi Prioritas plus 5 Destinasi Super Prioritas. 5 Destinasi Super Prioritas itu sendiri yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Foto: Agus Suparto/Fotografer Jokowi |
Apalagi, Labuan Bajo punya nilai khusus di mata Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertengahan tahun 2019 ini saat dirinya datang ke Labuan Bajo, Jokowi menyebut Labuan Bajo sebagai destinasi premium.
"Segmentasi yang mau kita ambil di sini beda. Segmentasi yang premium, oleh sebab itu penataan kawasan di Labuan Bajo penting sekali," katanya kepada awak media di Puncak Waringin, Labuan Bajo.
Penataan kawasan di Labuan Bajo sangat diperhatikan. Dari runway bandara yang panjang supaya pesawat berbadan besar bisa datang, sampai hal kecil seperti penataan trotoar juga disorot.
Seiring berjalan waktu, berbagai wacana muncul terkait wisata premium itu. Salah satunya wacana menaikkan tiket masuk ke Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, menjadi sebesar USD 1.000 atau setara Rp 14 juta!
Yang pertama kali menggaungkan wacana kenaikan tiket komodo dan membuatnya jadi wisata kelas premium adalah Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menjelaskannya pada awal Oktober 2019 semasa masih menjabat jadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman -- kini ia menempati posisi Menko Maritim dan Investasi.
"Kita mau kelola dengan baik, (pulau) yang lain kita atur dan tata jadi wisata eksklusif. Yang penting Komodo kita atur terlindungi," kata Luhut saat itu.
Ketika itu Luhut mengatakan nantinya pengelola diminta menyiapkan 50 ribu tiket seharga USD 1.000 atau setara dengan Rp 14 juta (dalam kurs Rp 14 ribu) untuk membership premium tersebut. Maka nantinya, akan ada USD 50 juta dolar untuk mengelola Pulau Komodo agar tetap jadi Situs Warisan Dunia.
Hal itu menjadi polemik. Pelaku wisata dan warga Labuan Bajo gusar, kalau tiket masuk semahal itu, adakah nanti turis mau datang?
Lain sisi, wacana itu dinilai akan menambah devisa. Apalagi Gubernur NTT Viktor B Laiskodat pernah terang-terangan bilang, NTT hanya untuk wisatawan berduit.
"Oleh karena itu wisatawan yang miskin jangan datang berwisata ke NTT, karena memang sudah dirancang untuk wisatawan yang berduit," kata Viktor Laiskodat di Kupang, NTT, Kamis (14/11) saat memberikan kata sambutan dalam Festival Menipo di Kota Kupang seperti dilansir Antara.
Foto: shutterstock |
Wacana tiket masuk Pulau Komodo sebesar USD 1.000 masih sebatas wacana. Dalam hal ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selaku penanggung jawab taman-taman nasional di Indonesia, belum ketok palu.
Belum beres soal wacana tiket masuk Pulau Komodo, Presiden Jokowi kemarin menyebut Labuan Bajo sebagai wisata super premium.
"Labuan Bajo ini super premium. Ini hati-hati, saya sudah ingatkan hati-hati. Jangan sampai campur aduk super premium dengan yang menengah bawah. Kalau perlu ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo selama 1 tahun," katanya saat menghadiri acara Kompas 100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Menilik perkataannya, bisa dibilang artinya wisatawan yang datang ke Labuan Bajo (termasuk Pulau Komodo di dalamnya) hanyalah wisatawan kelas menengah ke atas. Ditambah, mau diadakan kuota.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama, kemarin baru berkunjung ke Labuan Bajo. Lewat postingan di Instagram pribadinya, selain memuji keindahan alam, dia juga menyebut soal destinasi super premium.
"Pekerjaan rumah kami masih banyak dan Labuan Bajo adalah milik kita bersama. Mari bahu membahu wujudkan Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata Super Premium Indonesia," begitu caption-nya.
Wishnutama pun pernah mengungkapkan bahwa kini pariwisata Indonesia ke arah quality tourism bukan quantity tourism.Ditemui detikcom dan Antara, Selasa (12/11) malam di kantornya, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Wishnutama mengungkapkan lebih jauh hal tersebut.
"Arahan Pak Presiden adalah kualitas dari turis, yang mana itu akan berpengaruh pada devisa negara. Bukan lagi ke kuantitas," tegasnya.
Dirinya memberikan contoh, lebih baik 10 turis datang tapi membawa uang miliaran rupiah. Dibanding, 100 turis datang hanya bawa uang ratusan juta rupiah.
"Saya lebih mau urus yang bawa duit banyak dong, karena buat devisa dan kesejahteraan masyarakat juga," kata Wishnutama.
Foto: Wishnutama/Instagram |
Benang merahnya jelas, Labuan Bajo dijadikan wisata super premium untuk mendapatkan devisa lebih banyak dan makin menyejahterakan masyarakat.
Namun yang harus diingat, pariwisata adalah industri yang sensitif. Jika ada suatu isu dan bergulir menjadi pro kontra, maka perjalanan wisatawan akan terganggu.
Lalu bagaimanakah implementasi destinasi super premium di Labuan Bajo? Kita nantikan saja.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!