Senin, 02 Des 2019 20:40 WIB
TRAVEL NEWS
Ketakutan Warga Lokal jika Labuan Bajo Jadi Wisata Super Premium
Afif Farhan
detikTravel

Jakarta - Labuan Bajo di NTT digadang-gadang pemerintah akan menjadi wisata super premium, untuk wisatawan menengah ke atas. Warga lokal kini jadi was-was.
Kamis (28/11) kemarin, Presiden Jokowi hadir dalam acara 100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta. Dalam acara tersebut, Jokowi menyinggung soal 5 Destinasi Prioritas yang akan menjadi pemasukan devisa negara.
5 Destinasi Super Prioritas itu adalah Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, dan Likupang. Kelima destinasi tersebut nantinya ada segmentasi yang berbeda-beda, seperti ada super premium sampai menengah ke bawah
"Labuan Bajo ini super premium. Ini hati-hati, saya sudah ingatkan hati-hati. Jangan sampai campur aduk super premium dengan yang menengah ke bawah," kata Jokowi.
BACA JUGA: Labuan Bajo Cuma untuk Wisatawan Menengah ke Atas?
Selain itu, Jokowi juga ingin membatasi kunjungan wisatawan di Labuan Bajo. Hal itu pun sudah disampaikan pada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama.
"Kalau perlu ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo selama 1 tahun. Saya sudah kasih arahan itu ke Menteri Pariwisata Wishnutama," jelas Jokowi.
Bagaimana tanggapan warga lokal?
Hamnor, merupakan salah satu naturalis guide di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo. Naturalis guide merupakan pemandu wisata yang berasal dari Desa Komodo dan bertugas menemani wisatawan di Pulau Komodo.
Hamnor sendiri ikut mendampingi Menparekraf Wishnutama saat kunjungan ke Pulau Komodo baru-baru ini. Dia sudah 10 tahun menjadi naturalis guide.
"Wacana kenaikan tiket masuk Pulau Komodo sebesar USD 1.000 atau sekitar Rp 14 juta saja sudah membuat wisatawan dalam negeri dan turis mancanegara was-was. Begitu pula dengan wacana wisata super premium yang belum diinformasikan jelas bagaimana detailnya," terang Hamnor.
BACA JUGA: Cerita Guide yang Temani Wishnutama di Pulau Komodo
Hamnor menjelaskan, ada perbedaan antara liburan wisatawan dalam negeri dan turis mancanegara ke Labuan Bajo. Wisatawan dalam negeri biasanya melakukan pembayaran di tempat, tapi kalau turis bayar di muka dulu baru datang setahun setelahnya.
"Turis itu biasanya pembayaran Down Payment (DP) alias pembayaran muka tahun ini. Lalu, mereka akan datang dan sekaligus melunasi pembayarannya di tahun depan. Tipikal turis itu, mereka merencanakan perjalanan dengan matang," paparnya.
BACA JUGA: Mengingatkan Wishnutama soal Wacana Masuk Komodo Rp 14 Juta
Hamnor menjelaskan, sejauh ini turis sudah dibuat was-was dengan wacana kenaikan tiket masuk Pulau Komodo dan wisata super premium. Malah, beberapa sudah ada yang melakukan pembatalan.
"Kita dan teman-teman pelaku wisata berkali-kali mengingatkan, bahwa wacana tiket dan super premium masih merupakan wacana. Mereka pun selama perjalanan juga tidak enjoy," terangnya.
Hingga kini, pemerintah pun masih melakukan pembangunan pariwisata di Labuan Bajo seperti pelabuhan dan runway bandara. Belum ada rincian lebih lanjut, seperti apa wisata super premium itu?
Simak Video "Jokowi Jadikan Labuan Bajo Wisata Super Premium"
[Gambas:Video 20detik]
(aff/krs)
Kamis (28/11) kemarin, Presiden Jokowi hadir dalam acara 100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta. Dalam acara tersebut, Jokowi menyinggung soal 5 Destinasi Prioritas yang akan menjadi pemasukan devisa negara.
5 Destinasi Super Prioritas itu adalah Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, dan Likupang. Kelima destinasi tersebut nantinya ada segmentasi yang berbeda-beda, seperti ada super premium sampai menengah ke bawah
BACA JUGA: Labuan Bajo Cuma untuk Wisatawan Menengah ke Atas?
Selain itu, Jokowi juga ingin membatasi kunjungan wisatawan di Labuan Bajo. Hal itu pun sudah disampaikan pada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama.
"Kalau perlu ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo selama 1 tahun. Saya sudah kasih arahan itu ke Menteri Pariwisata Wishnutama," jelas Jokowi.
![]() |
Bagaimana tanggapan warga lokal?
Hamnor, merupakan salah satu naturalis guide di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo. Naturalis guide merupakan pemandu wisata yang berasal dari Desa Komodo dan bertugas menemani wisatawan di Pulau Komodo.
Hamnor sendiri ikut mendampingi Menparekraf Wishnutama saat kunjungan ke Pulau Komodo baru-baru ini. Dia sudah 10 tahun menjadi naturalis guide.
"Wacana kenaikan tiket masuk Pulau Komodo sebesar USD 1.000 atau sekitar Rp 14 juta saja sudah membuat wisatawan dalam negeri dan turis mancanegara was-was. Begitu pula dengan wacana wisata super premium yang belum diinformasikan jelas bagaimana detailnya," terang Hamnor.
BACA JUGA: Cerita Guide yang Temani Wishnutama di Pulau Komodo
![]() |
Hamnor menjelaskan, ada perbedaan antara liburan wisatawan dalam negeri dan turis mancanegara ke Labuan Bajo. Wisatawan dalam negeri biasanya melakukan pembayaran di tempat, tapi kalau turis bayar di muka dulu baru datang setahun setelahnya.
"Turis itu biasanya pembayaran Down Payment (DP) alias pembayaran muka tahun ini. Lalu, mereka akan datang dan sekaligus melunasi pembayarannya di tahun depan. Tipikal turis itu, mereka merencanakan perjalanan dengan matang," paparnya.
BACA JUGA: Mengingatkan Wishnutama soal Wacana Masuk Komodo Rp 14 Juta
Hamnor menjelaskan, sejauh ini turis sudah dibuat was-was dengan wacana kenaikan tiket masuk Pulau Komodo dan wisata super premium. Malah, beberapa sudah ada yang melakukan pembatalan.
"Kita dan teman-teman pelaku wisata berkali-kali mengingatkan, bahwa wacana tiket dan super premium masih merupakan wacana. Mereka pun selama perjalanan juga tidak enjoy," terangnya.
Hingga kini, pemerintah pun masih melakukan pembangunan pariwisata di Labuan Bajo seperti pelabuhan dan runway bandara. Belum ada rincian lebih lanjut, seperti apa wisata super premium itu?
Simak Video "Jokowi Jadikan Labuan Bajo Wisata Super Premium"
[Gambas:Video 20detik]
(aff/krs)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA