20 Tahun Jelajahi Tempat Paling Tak Bersahabat di Bumi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

20 Tahun Jelajahi Tempat Paling Tak Bersahabat di Bumi

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 13 Des 2019 16:46 WIB
Inge Solheim, penjelajah Kutub Utara (Foto: CNN)
Jakarta - Ini adalah kisah penjelajah yang sudah 20 tahun menjelajah di Kutub Utara. Bagaimana ceritanya selama dua dekade menapaki bagian terdingin Bumi itu?

Seperti diberitakan CNN, Kutub Utara adalah tempat yang paling tidak bersahabat di Bumi. Inilah kehidupan di Kutub Utara bersama Inge Solheim. Saking lamanya di sana, ia pun punya tips jika bertemu beruang kutub di alam liar. Langkah pertama, katanya, buat suasana menjadi berisik.

"Aku membanting ceret. Aku berteriak dan mencoba menakut-nakuti," katanya kepada CNN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika terus berlanjut, langkah kedua gunakanlah semprotan merica atau pistol suar. Arahkan pistol suar di depan binatang. Mundur dan lari adalah opsi berikutnya jika melihat jalan keluar.


Solheim telah mengunjungi Kutub Utara selama 20 tahun terakhir. Ia tahu secara detil belantara yang dingin itu adalah rumah beruang kutub.

"Rumah itu mereka pemiliknya, aku tidak. Aku harus melakukan semua yang aku bisa untuk tidak mengganggu beruang kutub dan mencoba untuk tidak menempatkan diriku dalam situasi di mana aku harus membunuhnya," katanya.

Dia menambahkan bahwa, terlepas dari bahaya yang ditimbulkan oleh beruang kutub, secara statistik, risiko terbesar yang dia hadapi di Kutub Utara adalah keracunan karbon monoksida atau kebakaran tenda. Penyebabnya kompor yang digunakan untuk memasak.

20 Tahun Ia Menjelajah Kutub Utara, Tempat Paling Tak Bersahabat di BumiBeruang di Kutub Utara (Foto: Luxury Action)

Dibesarkan di Desa Otta di Norwegia bagian tengah, Solheim tidak pernah lepas dari alam liar. Ia seperti dibayang-bayangi cerita tentang penjelajah lama, yakni Fridtjof Nansen, Roald Amundsen, Ernest Shackleton, Otto Sverdrup," katanya.

Masa mudanya dihabiskan dengan bekerja di bidang keuangan. Solheim berhenti karena panggilan alam liar.

Dia kemudian menjadi pemandu yang banyak dicari karena keahliannya itu. Ia pernah memimpin tentara dalam ekspedisi Walking With The Wounded ke Kutub Utara pada 2011 dan Kutub Selatan pada 2013, bersama dengan Pangeran Harry.

"Kedengarannya bodoh, mungkin, tetapi karena itu adalah tempat yang paling sulit dan bermusuhan, itu juga tempat yang paling berharga bagi saya. Aku merasa bahwa Kutub Utara mengeluarkan yang terbaik dalam diriku," jelas Solheim.

"Pelajaran yang saya pelajari soal kepercayaan diri yang terbangun jauh lebih dalam dan lebih solid dibanding kehidupan kantor atau kehidupan pribadi di rumah. Di sini, kamu ditelanjangi sampai ke dasar bagaimana menjadi manusia," tambahnya.

Terlepas dari prestasinya, dia enggan dilabeli sebagai penjelajah. "Saya tidak pernah merasa nyaman dengan sepatu itu dibanding para perintis awal. Apa yang dilakukan orang-orang sebelumnya jauh melampaui apa yang bisa kulakukan hari ini," kata Solheim.

Sebagai penghormatan atas prestasi manusia super leluhurnya, Solheim mengikuti jejak mereka. Pada tahun 2005, ia ikut serta dalam race antara RF Scott Britania Raya dan Amundsen Norwegia ke Kutub Selatan 1911.


Selama tiga bulan ia mengenakan perlengkapan, peralatan dan makanan dingin lengkap. Perlombaannya sejauh 2.500 kilometer.

Solheim mengatakan sleeping bag yang besar dan kuat itu adalah yang terbaik yang pernah ia gunakan. Tim Norwegia pun memenanginyta.

Perubahan terjadi di Kutub Utara, polusi mulai memenuhi bagian dunia yang paling terpencil itu. "Kami mencemari dan merusak diri kami sendiri dan menghancurkan dunia di sekitar kami," kata Solheim kepada CNN dalam perjalanan ke Kepulauan Svalbard.

"Saya pikir pergi ke sini dan melihat keindahan juga merasa menyatu dengan alam, saya pikir itu mengingatkan kita bahwa kita harus melindunginya," kata dia.


Upaya Solheim untuk mencapai Kutub Utara tahun ini digagalkan. Perjalanan ski solonya sejauh 700 kilometer dari Siberia ke Kutub Utara yang akan membuatnya menjadi orang pertama yang melakukan perjalanan dari darat ke Kutub Utara sejak 2014 tak diizinkan militer Rusia.

Namun, Solheim akan mencobanya di tahun depan, pada 15 Maret 2020. Ia sedang mengumpulkan pendanaan, dan melihat apakah otoritas militer Rusia akan melakukan latihan di lokasi yang sama atau tidak.

"Saya pikir ini akan menjadi ekspedisi tersulit yang pernah saya lakukan dan yang paling memuaskan," pungkas dia.


Halaman 2 dari 2
(msl/krs)

Hide Ads