Ekspedisi pertamanya dilakukan pada tahun 1882, dengan mengunjungi pantai timur Greenland. Di sana, Nansen melakukan penelitian dan mencari beberapa specimen hewan untuk dibawa ke negaranya.
Setelah kembali dari Greenland, Nansen ditunjuk sebagai kurator di Museum Sejarah Nasional di Bergen. Ia pun menerbitkan sebuah buku pada 1880 yang berjudul The First Crossing of Greenland. Buku tersebut berisi catatan perjalanan Nansen selama menjelajahi Greenland dan berbagai prestasi yang telah ia lakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat memasuki zona es kutub utara, kapal yang ditumpangi bergerak tanpa kendali ke arah utara pada sebuah bongkahan es. Nansen dan tim terombang ambing selama dua tahun di wilayah bongkahan es yang besar.
Pada 1895, Nansen bersama F.H. Johansen meninggalkan kapal tersebut untuk menuju lokasi yang ingin dituju, sedangkan anggota tim yang ikut melakukan pelayaran diperintahkan untuk kembali ke Norwegia. Nansen dan Johansen melanjutkan perjalanan menggunakan ski yang ditarik oleh anjing.
Setelah melakukan perjalanan hingga beberapa hari, mereka sampai di titik tempuh yang lebih jauh 256 kilometer ke arah utara dari ekspedisi para penjelajah yang pernah kesana. Nansen menghabiskan waktu musim dingin tahun itu di Pulau Franz Josef. Setelah cukup lama menghabiskan waktu musim dingin di Kutub Utara, mereka kembali ke Norwegia.
Eksplorasi Fridtjoh Nansen terhenti pada saat Perang Dunia pertama 1914. Pada dekade kedua abad ke-20, setelah perang usai, Nansen memiliki ketertarikan untuk bergeser ke politik internasional dan isu-isu humanitarian.
Prestasi terbesar yang dilakukan Nansen sebagai negarawan adalah ia berhasil mengembalikan tawanan perang sebanyak 450.000 ke rumah mereka selama Perang Dunia Pertama.
Saat itu Nansen menjabat sebagai ketua Liga Nasional Asosiasi Norwegia. Usaha Fridtjof Nansen membantu orang-orang yang mencari rumah baru setelah terjadinya perang ini membuat Nansen menerima hadiah Nobel Perdamaian pada 1992.
Pengalaman dan inovasi Nansen menjadi acuan bagi generasi-generasi berikutnya yang berniat ingin mencapai Kutub Utara atau Selatan. Fridtjof Nansen, sang ilmuwan petualang, diplomat, sekaligus humanis, tutup usia pada 13 Mei 1930.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum