Fridtjof Nansen, Sang Penjelajah Kutub Utara yang Fenomenal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fridtjof Nansen, Sang Penjelajah Kutub Utara yang Fenomenal

Sudiarto Putra - detikTravel
Kamis, 21 Nov 2019 19:15 WIB
Fridtjof Nansen. Foto: Istimewa
Jakarta - Seorang penjelajah dan negarawan asal Norwegia, Fridtjof Nansen, dilahirkan di Store Froen pada 1861. Sosoknya adalah seorang diplomat sekaligus penjelajah yang terkenal.

Ekspedisi pertamanya dilakukan pada tahun 1882, dengan mengunjungi pantai timur Greenland. Di sana, Nansen melakukan penelitian dan mencari beberapa specimen hewan untuk dibawa ke negaranya.


Setelah kembali dari Greenland, Nansen ditunjuk sebagai kurator di Museum Sejarah Nasional di Bergen. Ia pun menerbitkan sebuah buku pada 1880 yang berjudul The First Crossing of Greenland. Buku tersebut berisi catatan perjalanan Nansen selama menjelajahi Greenland dan berbagai prestasi yang telah ia lakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 1893, Nansen memimpin ekspedisi untuk menjadi orang pertama yang berhasil mencapai Kutub Utara. Ekspedisi tersebut gagal mencapai tujuan, namun ekspedisi Fridtjof Nansen mencatat perjalanan paling ke utara ke arah kutub pada waktu itu. Ia melakukan pelayaran dari Fram ke Pulau New Siberian.

Pada saat memasuki zona es kutub utara, kapal yang ditumpangi bergerak tanpa kendali ke arah utara pada sebuah bongkahan es. Nansen dan tim terombang ambing selama dua tahun di wilayah bongkahan es yang besar.

Pada 1895, Nansen bersama F.H. Johansen meninggalkan kapal tersebut untuk menuju lokasi yang ingin dituju, sedangkan anggota tim yang ikut melakukan pelayaran diperintahkan untuk kembali ke Norwegia. Nansen dan Johansen melanjutkan perjalanan menggunakan ski yang ditarik oleh anjing.

Setelah melakukan perjalanan hingga beberapa hari, mereka sampai di titik tempuh yang lebih jauh 256 kilometer ke arah utara dari ekspedisi para penjelajah yang pernah kesana. Nansen menghabiskan waktu musim dingin tahun itu di Pulau Franz Josef. Setelah cukup lama menghabiskan waktu musim dingin di Kutub Utara, mereka kembali ke Norwegia.

Eksplorasi Fridtjoh Nansen terhenti pada saat Perang Dunia pertama 1914. Pada dekade kedua abad ke-20, setelah perang usai, Nansen memiliki ketertarikan untuk bergeser ke politik internasional dan isu-isu humanitarian.

Prestasi terbesar yang dilakukan Nansen sebagai negarawan adalah ia berhasil mengembalikan tawanan perang sebanyak 450.000 ke rumah mereka selama Perang Dunia Pertama.

Saat itu Nansen menjabat sebagai ketua Liga Nasional Asosiasi Norwegia. Usaha Fridtjof Nansen membantu orang-orang yang mencari rumah baru setelah terjadinya perang ini membuat Nansen menerima hadiah Nobel Perdamaian pada 1992.

Pengalaman dan inovasi Nansen menjadi acuan bagi generasi-generasi berikutnya yang berniat ingin mencapai Kutub Utara atau Selatan. Fridtjof Nansen, sang ilmuwan petualang, diplomat, sekaligus humanis, tutup usia pada 13 Mei 1930.







(lus/lus)

Hide Ads