Cuaca ekstrem yang melanda Indonesia memperngaruhi sejumlah tempat wisata unggulan. Sebut saja Labuan Bajo dan sekitarnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pada musim angin barat, di mana angin bertiup dari arah barat menuju ke timur, ekstensi arus dari Laut Jawa dan Laut Bali bergerak menuju ke arah timur yakni menuju ke Laut Flores.Arus kemudian berbelok ke selatan menuju ke arah selat di antara Pulau Sumbawa, Pulau Komodo dan Pulau Flores," jelas Dr Ing Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP, Senin (6/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun arus yang mengarah ke Labuhan Bajo cukup kuat. Arus ini datang dari Laut Flores kemudian bergerak ke arah selatan dan tenggara. Arah datangnya arus di sekitaran Labuan Bajo adalah sama dengan arah datangnya gelombang signifikan.
"Sehingga bagi wisatawan yang melakukan trip pulang pergi menggunakan boat antara Labuhan Bajo dan Pulau Komodo, harus betul-betul memperhatikan ramalan cuaca angin dan tinggi gelombang dari BMKG," ungkap Widodo.
Apabila pemilihan waktu menyeberang selat tidak tepat, maka kemungkinan kapal akan terkena gelombang di sisi kanan ketika menyeberang dari Labuan Bajo menuju ke Pulau Komodo. Sebaliknya ketika boat menyeberang dari Pulau Komodo menuju ke Labuhan Bajo, maka gelombang akan kembali menghantam di sisi kiri.
Peringatan dan larangan untuk berlayar terkait cuaca buruk, dari pihak Syahbandar pelabuhan wajib dipatuhi oleh pemilik boat maupun wisatawan demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Kemungkinan arus dan gelombang semakin kuat hingga akhir Februari 2020.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum