Kisah Pramugari Patah Kaki di Tujuh Bagian akibat Turbulensi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Pramugari Patah Kaki di Tujuh Bagian akibat Turbulensi

Kris Fathoni W - detikTravel
Kamis, 09 Jan 2020 06:40 WIB
Ilustrasi pramugari. (Foto: iStock)
Jakarta - Jangan anggap main-main situasi turbulensi saat naik pesawat. Seorang pramugari bahkan sampai mengalami patah kaki akibat turbulensi di udara.

Buat kamu yang suka menganggap enteng peringatan pakai sabuk pengaman di kursi pesawat, ada baiknya camkan pengalaman Eden Garrity berikut ini.

Seperti dikisahkan Manchester Evening News, Eden sedang bertugas sebagai awak kabin dalam sebuah penerbangan ketika pesawatnya berhadapan dengan badai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu pilot sudah memberi peringatan mengenai potensi cuaca buruk sekaligus meminta penumpang pakai sabuk pengaman dan awak kabin kembali ke kursi masing-masing.


Namun, butuh waktu buat Eden untuk melakukannya di tengah tugasnya sebagai pramugari. Lima detik usai peringatan pilot, pesawat mengalami turbulensi parah.

"Benar-benar menakutkan. Pesawatnya naik 500 kaki (150 meter) dalam hitungan detik. Dampak dari turbulensi membuatku terhantam ke arah lantai pesawat," ucapnya mengisahkan.

Pramugari Patah Kaki di Tujuh Bagian akibat TurbulensiEden Garrity, kiri, bersama rekannya. (Foto: Instagram)

"Kakiku tertekan ke lantai dan pergelangan kakiku patah. Aku tidak menyadari apa yang terjadi sampai kemudian berusaha melangkah dan langsung jatuh. Aku mulai berteriak. Bagian bawah kakiku mencuat ke samping. Tubuhku mengalami syok dan aku mulai panik," tuturnya.


Eden mengalami kejadian itu pada 2 Agustus tahun lalu. Perempuan 27 tahun itu sendiri bekerja di maskapai milik Thomas Cook sejak April 2017 sampai dengan kolapsnya perusahaan tersebut pada bulan September.

Segera setelah pesawat yang bertolak dari Kuba itu mendarat di Manchester, Inggris, Eden langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wythenshawe. Akibat turbulensi yang menurut laporan resmi berlangsung selama 90 detik itu, Eden patah kaki di tujuh titik termasuk lima di antaranya di bagian tulang fibula. Ia menghabiskan sembilan hari di rumah sakit usai insiden tersebut.

Disebutkan pula bahwa Eden tidak bisa berjalan sampai dua bulan dan menjalani dua operasi sebelum akhirnya diizinkan pulang ke rumah pada 11 Agustus. Eden sama sekali tak bisa berjalan dengan kakinya yang cedera itu sampai bulan Oktober. Ada kemungkinan ia mesti menjalani operasi ketiga pada tahun ini.

"Itu merupakan turbulensi paling parah yang pernah aku alami sebagai awak kabin maupun saat jadi penumpang pesawat," tutur Eden.




(krs/msl)

Hide Ads