Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jateng, Sinung Nugroho Rachmadi mengatakan, pengembangan Borobudur bahwa Borobudur menjadi sentral daya tarik. Untuk itu, pemerintah provinsi tidak memberikan beban jika setiap event dilangsungkan di Borobudur, namun penyelenggaraan dilangsungkan di sekitarnya.
"Pengembangan Borobudur, Borobudur itu menjadi sentral daya tarik, maka kebijakan pemerintah provinsi tidak memberikan beban setiap event harus diselenggarakan di Borobudur, tidak mesti. Tetapi, justru kita menciptakan alternatif suport sistem di sekitar Borobudur sehingga akan memperpanjang lama tinggal orang. Berkunjung ke Borobudur habis itu, oh ke tempat lain yang ada di sekitarnya yang bisa dijangkau," kata Sinung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga Borobudur, Nuryanto menambahkan, pengembangan Borobudur harus dilakukan dengan optimalisasi potensi lokal. Selain itu, optimalisasi pada potensi objek yang ada.
"Contoh sentra tahu ya dioptimalkan, daerah itu menjadi daerah sentra tahu, lha ini optimalisasinya. Kenapa kok optimalisasi, seandainya tidak ada tamu, tidak terganggu ekonominya," ujarnya.
Selain optimalisasi, kata dia, berikutnya perihal sarana infrastruktur dan lain-lain. Pihaknya berharap pembangunan sarana infrastruktur tersebut merata di sekitar Borobudur.
"Selama ini yang dibangun, katanya Borobudur itu super prioritas, bisa dilihat jalan masuk ke kampung saya, membangun jalan masih urunan warga," ujar dia.
Hal senada disampaikan warga lainnya, Hani Sutrisno. Pengembangan wisata ini melibatkan para praktisi lokal.
"Pengembangan wisata yang melibatkan para praktisi lokal untuk ikut berkembang. Akses jalan memadai dan ada pelatihan, pelatihan SDM yang sesuai dengan kebutuhan," katanya.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol