Festival Cap Go Meh di Sukabumi Berpadu dengan Debus dan Tanjidor

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Cap Go Meh di Sukabumi Berpadu dengan Debus dan Tanjidor

Syahdan Alamsyah - detikTravel
Sabtu, 15 Feb 2020 21:17 WIB
Festival Cap Go Meh di Sukabumi, Sabtu (15/2/2020)
Festival Cap Go Meh di Sukabumi, Sabtu (15/2/2020) (Syahdan Alamsyah/detikTravel)

Satu persatu peserta arak-arakan melintas, catatan yang diterima detikcom, festival itu diikuti 39 peserta dengan total sekitar 300 orang terlibat meramaikan festival tersebut. Kegiatan diawali dengan munculnya para empat Joli yang ditandu.

Bagi masyarakat Tionghoa masing-masing Joli itu menggambarkan makna yang berbeda, namun kehadirannya di tengah masyarakat Tionghoa sama-sama memiliki tujuan yang mulia. Kehadiran Joli dengan cara digotong di dalam tandu bertujuan untuk menolak bala mengantar doa damai untuk Kota Sukabumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tradisi ini juga dikenal dengan gotong Tao Pekong, bisa disebut leluhur atau ada juga padanan katanya Dewa dalam kepercayaan kami. Joli Api keluar lebih dulu untuk membuka jalan sebelum tiga joli yang lain, yakni Joli Kongco Han Tan Kong, Joli Kongco Hauw Tjiang Kong dan Dewi Kwan Im Posat semuanya melambangkan welas asih," kata Arifin Nata Widjaya, Humas Vihara.

Festival Cap Go Meh di Sukabumi menjadi simbol keberagaman.  Festival Cap Go Meh di Sukabumi menjadi simbol keberagaman. Foto: Syahdan Alamsyah/detikTravel

Sejak 2015 para Kongco ini tidak pernah beranjak dari altar dari dalam vihara, kehadirannya disebut Arifin sangat dirindukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa.

ADVERTISEMENT

"Sangat dirindukan karena membangkitkan kembali kenangan masa lalu masyarakat keturunanTionghoa saat mereka di Sukabumi," dia menjelaskan.



Simak Video "Video Anies Baswedan Berharap Cap Go Meh Jadi Penggerak Perekonomian "
[Gambas:Video 20detik]

(fem/fem)

Hide Ads