Risa yang statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) bekerja sebagai public relation di salah satu klub golf di Belgia tetap menerima penghasilan seperti warga negara Belgia.
"Kompensasi yang kami dapatkan, baik warga negara asing atau lokal, selama memiliki pekerjaan tetap mendapatkan gaji 70 persen dari gaji bruto, enggak ada perbedaan asing atau lokal. Selama sudah bekerja dan membayar kontribusi pajak diberikan hal yang sama, bahkan usaha-usaha diberikan kompensasi USD 4.000, entah itu selama COVID-19 atau setiap bulan, tidak tahu," kata ibu satu anak itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti negara Eropa lainnya, warga Belgia sempat dilanda panic buying. Tapi itu cuma berlangsung di pekan pertama.
"Di awal-awal lockdown sempat terjadi panic buying di sini, berebut makanan. Tisu dan hand sanitizer menjadi langka. Tapi kemudian setelah seminggu lockdown nggak ada lagi panic buying, menjadi normal. Warga hanya membeli yang mereka butuhkan karena pemerintah selalu mengingatkan agar warga tidak perlu panik. Mereka menjamin barang tersedia dan mengedukasi, misalnya hand sanitizer memang perlu tapi kalau di rumah saja tidak perlu," ujar Risa.
"Pemerintah juga tidak menutup restoran dan cafe, meskipun hanya bisa melayani takeaway dan delivery. Pemerintah juga mengingatkan ada kelompok warga yang tidak bisa berbelanja di waktu normal seperti tenaga medis, kalau ada panic buying tenaga medis malah enggak kebagian dan masyarakatnya sadar stop untuk membeli hal-hal yang di luar keperluan," dia menjelaskan.
Beruntung, selama tinggal di rumah warga Belgia mendapatkan koneksi internet yang lancar, bahkan, kata Risa, cukup banyak diskon dari berbagai channel televisi, air, listrik, dan gas.
Pemerintah juga mengingatkan warga untuk berkomunikasi dengan dokter keluarga. Andai terjadi hal-hal yang tak diinginkan dokter itulah yang bakal menghubungi rumah sakit dan rumah sakit dapat merespons dengan cepat.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!