Cerita Keluarga Turis Bule Terjebak di Bali: Nyaman Sih, tapi...

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Keluarga Turis Bule Terjebak di Bali: Nyaman Sih, tapi...

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Rabu, 08 Apr 2020 05:44 WIB
Keluarga turis asal New Zealand terjebak di Bali
Amy Montagu dan keluarganya yang nyaman berada di Bali, namun meragaukan fasilitas kesehatan. (dok. Istimewa)
Denpasar -

Sekeluarga turis dari Selandia Baru terjebak di Bali dan tidak bisa pulang ke negaranya. Mereka merasa nyaman sih di Bali, tapi ada hal yang membuat khawatir.

John de Monchy dan pasangannya, Amy Montagu, tinggal di Bali setahun terakhir. Mereka pindah ke Pulau Dewata dengan mengajak serta ketiga anaknya.

Rencananya, Amy dan anaknya, yang bernama Benny, pulang ke Selandia Baru pada tanggal 16 Maret lalu karena ada janji dengan rumah sakit setempat. Tapi, serangan virus Corona membuyarkan semuanya.

Dihimpun detikTravel dari beberapa pemberitaan media Selandia Baru, Rabu (8/4/2020), pemerintah Selandia Baru sudah menetapkan lockdown dan isolasi mandiri selama dua minggu bagi para penduduk maupun turis yang berada di negara tersebut.

Penerbangan Emirates yang sudah dipesan oleh Amy pun terpaksa dibatalkan. Sementara itu, penerbangan maskapai lainnya harganya sudah dua kali lipat dari biasanya. Refund dari pihak Emirates pun nasibnya juga tidak jelas, membuat Amy pikir-pikir lagi untuk pulang.

Ditambah lagi paspor milik sang anak juga sedang berada di pihak imigrasi karena dalam proses pengurusan visa. Jadilah sekeluarga ini memilih untuk bertahan di Bali sampai lockdown di Selandia Baru usai dan virus Corona mereda.

"Ada penerbangan lain ke Auckland, tapi mahalnya minta ampun dan kami belum dapat full refund dari Emirates. Itu membuat kami memutuskan untuk tetap di sini dan berharap semuanya akan baik-baik saja," kata Amy seperti dikutip dari media RNZ.


Tinggal di Bali Nyaman Sih, tapi...

Pantai Pandawa di BaliIlustrasi Pantai Pandawa di Bali (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)

Amy dan keluarganya memang merasa nyaman tinggal di Bali. Mereka bahkan merasakan pengalaman Hari Raya Nyepi di Pulau Dewata. Tapi ada kekhawatiran mereka, yaitu apabila keadaan semakin memburuk, terutama soal kesehatan.

Mereka menilai sistem kesehatan di Indonesia tidak sebagus jika dibandingkan dengan di negara asal Amy, yaitu Selandia Baru. Itulah yang membuat keluarga ini deg-degan.

"Saya rasa, Bali adalah tempat yang bagus. Tapi, ada kekhawatiran soal kesehatan kami, itu bisa jadi menakutkan karena sistem kesehatan di sini tidak terlalu bagus," kata Amy.

Amy juga mengkritik soal kebijakan lockdown yang tidak terlalu berjalan baik di Indonesia. Amy melihat sendiri bagaimana suasana di Bali. Ketika pemerintah daerah meminta orang-orang untuk tetap di rumah, tetapi kebijakan tersebut tidak ditegakkan secara tegas ke masyarakat.

"Ini tidak seperti full lockdown, karena saya pikir akan ada risiko kekacauan massa dan tidak adanya paket kesejahteraan untuk masyarakat setempat," wanita yang bekerja sebagai psikolog klinis itu menambahkan.


Soal kebijakan social distancing pun sama. Amy melihat masih ada banyak orang di Bali yang tidak mematuhi soal itu.

"Di lain hari, saya memang banyak melihat orang di jalan memakai masker, tapi mereka tidak social distancing," lanjutnya.

Masih Ada yang Terjebak di Bali

Foto : Imbas Virus Corona Bandara Ngurah Rai SenyapFoto : Imbas Virus Corona Bandara Ngurah Rai Senyap Foto: Putu Intan/detikcom

Terlepas dari itu semua, Amy dan keluarganya sudah memutuskan untuk tetap bertahan di Bali sampai pandemi Corona ini usai. Ternyata tidak cuma Amy dan keluarganya saja yang masih tetap bertahan di Bali.

Pemerintah Selandia Baru sendiri sudah mendata, ada sekitar 72 orang warga negaranya yang masih berada di Bali. Data itu didapat karena mereka menghubungi pihak Kementerian Luar Negeri Selandia Baru secara sukarela.

Jumlah tersebut bukan jumlah total, karena yang didata hanya yang melapor saja. Sementara yang belum melapor, belum ada datanya. Bisa jadi lebih banyak lagi, lebih dari 72 orang.

"Dua warga negara Selandia Baru di Bali sudah mengontak pihak Kementerian Luar Negeri (MFAT) untuk berdiskusi soal opsi kepulangan mereka. Penerbangan komersil sampai saat ini masih jadi opsi terbaik untuk pulang. MFAT merekomendasikan agar warga negara Selandia Baru mengambil opsi ini selama masih ada yang tersedia," perwakilan MFAT menjelaskan.


Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Turis Terdampar di Negeri Asing
Turis Terdampar di Negeri Asing
30 Konten
Wabah Corona membuat banyak negara menutup diri. Akibatnya banyak turis yang tengah melancong di sebuah negara jadi terdampar.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads