Hidup setelah lockdown diangkat
Puncaknya adalah dengan dibukanya lockdown di Wuhan pada awal April. Itu pun belum semua beroperasi normal. Misalnya, sekolah tetap tutup dan masih banyak batasan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya masih ragu untuk berjalan jauh dari apartemen. Selama tiga hari belakangan, saya telah pergi ke mall, browsing dan melihat perubahan panorama di Wuhan. Ada petugas keamanan di mana pun Anda berada, di pintu keluar masuk mall, setiap tempat pelayanan publik atau stasiun bawah tanah," ujar Kristina.
Warga China yang sehat pun harus membuat 'izin digital' di ponselnya untuk mengakses kendaraan umum hingga berkunjung ke hotel dan restoran. Hanya sebagai WNA, Kristina tak bisa mendapat izin digital itu melainkan kertas tertulis dengan izin resmi.
Faktanya, masyarakat di daerah Kristina hanya dibolehkan keluar sekali dalam sehari. Ia pun masih belum tahu sejauh mana dia dapat bepergian.
"Kami masih terpagar di daerah kami," ujar Kristina.
Sejauh ini, masa karantina Kristina di Wuhan disebutnya cukup baik. Petugas di daerah rumahnya begitu ramah dengan Kristina, mengingat dia satu-satunya WNA yang bertahan di sana. Namun, perlakuan berbeda kerap diterima WNA lain di Wuhan.
"Ada sejumlah diskriminasi terhadap WNA di bagian lain China karena sejumlah artikel yang mengatakan kalau virus tersebut dibawa dari Amerika," Kristina menjelaskan.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol