Terpaksa buka
Chavez pun mengaku buka kembali atas dorongan para penarinya. Di hari biasa, normalnya satu penari bisa mendapat uang USD 1.000. Hanya akibat tutup, para penarinya yang berjumlah 25 orang tidak mendapat penghasilan.
"Itulah bagian tersulit dari tutup, khawatir pada gadis-gadis kami. Itu sangat menyakitkan, karena kami paham cerita di balik masing-masing penari," ujar Chavez.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal itu pun dibenarkan oleh Presiden Perserikatan Hiburan Dewasa Internasional, Elizabeth Thomas. Bisnis klub striptis menjadi cara bagi para wanita tanpa profesi untuk bekerja mencari uang. Para wanita ini pun sangat terpukul ketika pekerjaan mereka hilang.
"Ini sangat, sangat sulit. Kebanyakan dari kami tidak punya apa pun untuk bersandar. Kamu bayangkan kenapa bank makanan begitu sibuk? Tak mungkin para wanita ini dapat membayar biaya sewa mereka," ujar Elizabeth.
Hanya bagi para penari striptis, profesi yang mereka lakukan tak sebatas untuk mencari penghidupan. Salah satu penari di The Den, Breauna Grover (24), menyebut kalau ia juga merindukan perhatian dari para pengunjung.
"Itulah kenapa klub striptis begitu populer, orang-orang harus memperhatikan dirimu karena kamu telanjang," ujar Breauna.
Ketimbang khawatir terpapar corona dan sakit, ia lebih membutuhkan uang dan perhatian dari para penggemarnya. Berkaca dari hal itu, usaha hiburan malam tak selalu bicara soal moral. Apalagi di tengah pandemi COVID-19.
Hingga hari Senin (18/5) kemarin, Wyoming mencatat 754 kasus positif corona dan 8 kematian. Data itu merujuk pada Universitas John Hopkins.
Baca juga: Wah, Bandara Las Vegas Punya ATM Masker |
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol