Ini yang Dikerjakan Kemenparekraf Saat Jumlah Turis Asing Anjlok

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini yang Dikerjakan Kemenparekraf Saat Jumlah Turis Asing Anjlok

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Kamis, 11 Jun 2020 08:14 WIB
Pantai Kuta Bali
Ilustrasi wisata Indonesia (RIFALDI SAPUTRA/d'Traveler)
Jakarta -

Pandemi virus Corona membuat kunjungan turis asing ke Indonesia terjun bebas. Kemenparekraf membeberkan langkah untuk menyelamatkan hotel, transportasi, dan restoran.

Dari Januari hingga April 2020, Indonesia cuma menggaet 2.77 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Angka itu mengalami penurunan sebesar 45 persen ketimbang tahun lalu yang mencapai 5,03 juta kunjungan.

Ditutupnya batas negara dan penyetopan penerbangan berimbas kepada matinya pariwisata di senatero Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun dituntut untuk kreatif dan cekatan dalam menyusun cara agar sektor pariwisata bisa segera rebound, namun nol risiko kesehatan dan keselamatan bagi pengelola maupun turis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Agustini Rahayu, saat ini sedang disusun program pemulihan sektor pariwisata yang mengacu pada kebersihan, kesehatan dan keselamatan atau dirangkum dalam CHS (Cleanliness, Health and Safety) di setiap destinasi dan lokasi terkait pariwisata.

"Kami koordinasi dengan pemda-pemda, kami masih dalam proses penyusunan CHS untuk diterapkan di destinasi wisata, sambil dilakukan untuk menghadapi rebound pariwisata, kita harus optimis," kata Ayu, sapaan karib Agustini Rahayu, dalam Webinar "New Normal di Industri Travel/Tourism" oleh Newswire, Rabu (10/06/2020).

ADVERTISEMENT

Untuk penerapan CHS sendiri akan disesuaikan dengan daerah destinasi masing-masing. Tapi, penerapannya akan mengacu pada protokol global. Bentuk dari CHS juga akan dikemas menarik, di antaranya berupa handbook dan video edukasi.

"Memang harus disesuaikan dengan masing-masing destinasi karena pandemi COVID-19 saja penyebarannya berbeda-beda, penyebaran COVID-19 harus menjadi prioritas bagi kita." Ayu menambahkan.

Sejauh ini, Kemenparekraf mengklaim telah membantu sektor pariwisata dengan cara mendukung hotel, transportasi, dan restoran dengan bantuan. Yakni, membuat tiga komponen itu tetap beroperasi menyediakan fasilitas kepada pekerja medis.

"Intinya, dari sisi kemanusiaan sih sebenarnya ini kan garda terbesar yang membantu menangani pandemi, Kemenparekraf membantu menyediakan akomodasi transportasi dan penyediaan makan kepada medical workers," kata Ayu.

Dengan ini Kemenparekraf telah membantu 2.059 pekerja medis, 10 hotel dengan 1.136 kamar, 468 pekerja hotel dengan juga menyediakan 7 bis dan 1 minibus. Pemberian fasilitas ini diharapkan agar sektor pariwisata tak melakukan PHK kepada karyawan.

"Sebetulnya kita menyediakan transportasi hotel untuk ribuan medical workers sejatinya kami ingin membantu sektor di Kemenparekraf dalam hal ini hotel, restoran dan transportasi untuk menghindari pemutusan kerja," tambahnya.

Selanjutnya, Kemenparekraf memberikan donasi kepada pekerja pariwisata yang paling terdampak, serta dalam membantu ekonomi kreatif, kementerian ikut mempromosikan produk lokal dengan 50% untuk kuliner, 35% fashion dan 15% kerajinan.

"Dari sektor ekraf kita menguatkan lokal produk yang inline dengan gerakan nasional," kata Ayu.

Ayu memaparkan bahwa perusahaan pariwisata biasanya menyusun strategi untuk bertahan di masa pandemi paling lama selama tiga bulan. Pemerintah lah yang menjadi harapan bagi sektor pariwisata dalam pemulihan ini.




(elk/fem)

Hide Ads