Untuk tetap menghidupkan geliat wisata di Raja Ampat, masyarakat lokal berinisiatif untuk mengadakan tur virtual. Sayangnya kegiatan itu terkendala koneksi internet.
Raja Ampat sebagai wisata unggulan Papua Barat saat ini tengah menutup diri dari wisatawan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Masyarakat yang bergantung pada sektor ini pun banting setir dengan kembali melaut atau melaksanakan kegiatan pariwisata secara virtual atau virtual tourism.
Salah satu pelaku virtual tourism, Gita dari Kampung Arborek menceritakan pengalamannya membuat tur ini melalui webinar New Normal Pariwisata Raja Ampat. Ia mengungkapkan kendala terbesar dari kegiatan ini adalah koneksi internet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengalaman terakhir kami, waktu membuat virtual tour di Kampung Arborek, banyak sekali pihak yang ingin berpartisipasi tapi kami di kampung juga cukup deg-degan karena paginya tempat akses internet mati. Jadi sebagai backup, sebelum virtual tour kami sudah mengirimkan video terlebih dahulu," kata Gita.
Senada dengan Gita, Direktur Indonesia Ecotourism Network, Ary Suhandi juga menyinggung tentang internet di Raja Ampat. Menurutnya bila kondisi sinyal internetnya baik, virtual tourism ini bisa menjadi potensi besar untuk memajukan pariwisata di sana.
"Raja Ampat sepanjang memiliki WIFI yang baik, saya kira itu menjadi potensial," kata Ary.
"Di masa depan virtual tourism bisa jadi salah satu alternatif, pada saat low season, kita bisa jualan itu sehingga tetap dapat uang dari situ. Jadi itu salah satu alternatif baru yang menurut saya menarik dan menurut saya harus belajar," imbuh Ary.
Sementara itu, inisiatif melakukan virtual tourism di Kampung Arborek, telah membantu masyarakat lokal mendapatkan pekerjaan baru. Menurut Gita, masyarakat lokal kini bisa menjadi pencerita atau storyteller tentang potensi Raja Ampat yang sebelumnya hanya dilakukan oleh pemandu wisata.
"Ini merupakan hal yang baik sekali untuk masyarakat lokal karena bisa menjadi storyteller virtual. Pada saat virtual tour kemarin kami meminta warga lokal untuk bercerita, jadi ini salah satu sisi positif yang cukup baik," kata Gita.
Terkait internet di Papua, pemerintah telah melakukan pemasangan Palapa Ring Timur pada Oktober 2019. Namun Palapa Ring Timur hanya menjangkau Kota dan Kabupaten Sorong, Manokwari, Manokwari Selatan, Bintuni, Wondama, Sorong Selatan dan Maybrat. Sementara yang tidak dilalui adalah Raja Ampat, Tambrauw, Fak-fak dan Kaimana.
Saat itu Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani menyampaikan keinginannya agar internet Raja Ampat bisa lebih ngebut. "Di Raja Ampat ada beberapa spot yang menjadi destinasi wisata sudah dibangun BTS. Kami berharap supaya di sejumlah titik diperkuat," kata Lakotani.
"Semoga pengembangan Palapa Ring menjangkau sampai ke wilayah yang memiliki potensi wisata. Sehingga bisa dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata," ujarnya.
Simak Video "Video: Sentilan Greenpeace ke Pemerintah soal Izin Tambang di Raja Ampat"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/ddn)

Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum