Tradisi Ritual 'Duan Yang' umat Khonghucu adalah lomba menghias Telur. Tradisi ini masih dilakukan hingga sekarang.
Telur ini menjadi tradisi penting sebagai salah satu ikon Ritual "Duan Yang" atau menandai masuknya musim panas, di mana Matahari tegak lurus dengan bumi. Mengenalkan tradisi dan ritual Umat Khonghucu, masyarakat Khonghucu Indonesia Kota Solo mengadakan acara lomba menghias telur.
Sebagaimana yang telah dilakukan umat Khonghucu sejak zaman purbakala dulu, kemudian diteruskan Umat Khonghucu di Indonesia saat ini. Disebut juga sebagai Festival Duan Yang (Peh Cun atau Bak Cang) yang jatuh setiap tanggal 5 Wu Yue (bulan 5) 2571 Yinlie (Imlek) penanggalan Imlek Cina. Atau di Indonesia di peringati tepat pada hari Kamis (25/06/2020) ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purwani, 53 tahun, koordinator penyelenggarana acara di kantor Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKI) di Jalan Drs Yap Tjwan Bing Jebres Solo, mengatakan, lomba telur ini, menjadi ikon perayaan Duan Yang karena saat ini matahari tegak lurus.
"Tepat jam 12 itu telur kalau kita berdirikan di bawah sinar matahari walaupun diletakkan di atas piring. Telur tadi akan bisa berdiri," ujarnya.
Dan sambil mendirikan telur kita juga harus menenangkan hati dan menenangkan pikiran untuk memanjatkan doa kepada Tiana atau Tuhan Yang Maha Esa, tambah Purwani.
![]() |
"Doa bersama ini diperkenankan karena tiap setiap orang punya keinginan dan maksud doa sendiri sendiri", jelasnya.
Maka telur ini harus dihias terlebih dahulu, agar tampilannya menarik. Kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan di kantor Makin.
"Ini karena baru pertama kalinya jadi tema hiasan di telur nya bebas, tapi mungkin tahun berikutnya kita akan mengambil tokoh 'good one' atau dewa. Atau mungkin bisa mengambil pakaian adat Tiongkok", ujar rohaniawan di Agama Khonghucu ini.
"Boleh pakai telur ayam atau bebek boleh matang atau mentah. Bebas, pesertanya ada guru, orang tua murid dan yang lainnya. Ada sekitar 13 peserta, anak anak ada, remaja ada karena mendadak minggu kemarin baru diumumkan", jelas Purwani.
Salah seorang peserta, Winarsih Luciana Dewi (46) warga Jebres, terkejut hiasanya di telurnya menang. Hiasanya sepasang laki dan perempuan, berpakaian batik.
"Bikin telur hias bentuknya pengantin laki dan perempuan", jelasnya.
Maknanya di dunia ini harus menjaga keseimbangan, ada laki laki dan ada perempuan, ada yin dan juga yang.
"Sementara dengan hiasan telur ini, agar yang menikah bisa langgeng dan segera mempunya keturunan", tambahnya.
(elk/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol