Mendaki di tengah pandemi COVID-19 tentu berbeda dengan sebelum pandemi. Adapun, banyak poin-poin penting yang bisa dipelajari dari taman nasional asing.
Di Indonesia, sejumlah taman nasional dan tempat wisata alam akan segera kembali dibuka dalam waktu dekat. Sejumlah persiapan terkait protokol kesehatan New Normal disiapkan, baik oleh Federasi Mountaineering Indonesia (FMI), KLHK hingga pihak balai taman nasional.
Dalam persiapannya, tak jarang pihak pengelola gunung lokal berkaca pada pengelola taman nasional di luar negeri sebagai landasan. Seperti diketahui, pengelola taman nasional di luar negeri disebut lebih strict dan ketat soal aturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu pun dibahas oleh Ripto Mulyono, PB FMI dalam Webinar FMI 2020 bertajuk 'Mendaki Gunung Aman dan Sehat pada Masa Pandemi' yang diikuti detikcom, Kamis (25/6/2020).
"Di Aconcagua, semua pendaki wajib dicek kesehatannya. Kalau ternyata dicek gak lolos syarat gak boleh naik, walaupun sudah bayar. Di Kilimanjaro, pendaki wajib pakai masker dari bandara sampai kaki gunung," pungkas Ripto.
Itu terkait protokol kesehatan, di mana pihak pengelola taman nasional dan federasi merujuk. Hanya di luar protokol kesehatan, Ripto juga mengedepankan kesiapan fisik seorang pendaki. Apalagi di tengah pandemi COVID-19.
"Kalau kita merasa diri kita gak enak badan, jangan sekali-sekali, jangan dipaksain. Itu sudah SOP kalau kita mendaki gunung, walaupun tak ada pandemi. Apaagi saat pandemi kalau kita tak bugar atau tak sehat lupakan dulu," tegas Ripto.
Ripto pun memahami keinginan traveler sekalian yang sudah tak sabar untuk naik gunung lagi. Ia pun berkaca pada sejumlah kasus di lapangan.
"Melihat pendaki outdoor itu seperti orang yang dikurung, tiba-tiba keluar setelah 3 bulan. Mereka cari kesenangan, lari ke gunung atau alam seperti lepas. Seperti CFD. Itu juga terjadi di alam, di tempat camping di Bogor. Itu yang sebenarnya saya juga bingung kok dibuka tiba-tiba, terus mereka langsung protokolnya diabaikan," tutup Ripto.
Pada akhirnya, kegiatan mendaki gunung yang telah kembali dibuka menjadi kabar baik. Hanya saja, harus dibarengi dengan protokol kesehatan dan kesadaran pribadi untuk mengikutinya. Butuh kerjasama semua pihak.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk