Soal Hobi Buang Sampah Plastik ke Laut, RI Nomor 2, Kalah dari China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Soal Hobi Buang Sampah Plastik ke Laut, RI Nomor 2, Kalah dari China

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Selasa, 30 Jun 2020 18:18 WIB
Sampah plastik tampak menumpuk di kawasan pantai CPI Makassar. Keberadaan sampah-sampah plastik itu berbahaya karena dapat cemari ekosistem laut di pantai itu.
Sampah plastik di laut, Indonesia jadi runner-up (ANTARA FOTO/ARNAS PADDA)
Jakarta -

Kewajiban menggunakan kantong belanja ramah lingkungan diterapkan di DKI Jakarta mulai 1 Juli. Salah satunya, agar Indonesia tak lagi menempati papan atas soal buang sampah plastik di laut.

Indonesia menjadi penghasil sampah plastik terbesar kedua ke laut di dunia setelah China. Sampah-sampah plastik yang sulit terurai itu pun telah merusak habitat yang ada di laut.

"Sebanyak 1,3 juta ton per tahun kita kalah dari Tiongkok yang menghasilkan. 3,5 juta ton per tahun sampah plastik ke laut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Andono Warih, Selasa (30/6/2020) di Kantor Dinas Lingkungan Hidup.

Selain membahayakan kehidupan laut dan merusak keindahannya, sampah-sampah plastik ini tentu akan membahayakan manusia yang mengkonsumsi makanan laut.

"Ini juga membahayakan ekosistem laut di makan oleh ikan dan ikannya kembali ke darat dan kita konsumsi membahayakan generasi yang akan datang," kata Andono.

Penguraian sampah plastik ini tidak akan terjadi dalam waktu yang singkat. Sehingga, tak hanya perusahaan yang memproduksi plastik, namun masyarakat pun diimbau untuk ikut serta mengurangi penggunaan sampah plastik yang telah menjadi masalah dunia itu.

DKI Jakarta menimbang salah satu caranya adalah mewajibkan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat.

"Nggak akan selesai dalam 10-20 tahun, apa maknanya ini membebani, membuat PR buat generasi mendatang juga secara internasional kita dikenal sebagai negara kedua terbesar menghasilkan sampah plastik ke laut," dia menambahkan.

Selain menumpuk di laut, sampah-sampah plastik yang lama terurai ini juga telah memadati Bantar Gebang. Plastik juga mendominasi seluruh sampah yang ada.

"Catatan kami 34 persen akumulasi sampai di bantar gebang banyak saat ini sudah menumpuk sampai 9 juta ton 34% nya adalah plastik dan kita tahu plastik ini sulit terurai lama puluhan bahkan ratusan tahun artinya apa kalau kita tetap dengan pola hidup sekarang ini plastik ini dan menumpuk terus numpuknya di Bantar Gebang itu," Andono menjelaskan.

Menurut Andono kini waktunya mengendalikan sampah yang kian lama kian merusak laut dan lingkungan masyarakat. Andono berharap dengan kerja sama yang baik oleh pemerintah dan masyarakat nantinya akan membawa dampak yang lebih baik lagi untuk masa depan.

"Dari dua fenomena ini kita memandang perlu inilah saatnya kita berbuat sesuatu untuk mengendalikan sampah plastik ini dan saya yakin warga sudah sadar tentang ini bahaya ini dan kita dengan momentum Peraturan Gubernur itu kita bersama bisa mewujudkan perilaku yang lebih baik lagi," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk traveler, bawa kantong belanja ramah lingkungan setiap kali melancong, belanja, dan aktivitas lain.




(fem/ddn)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Jakarta Larang Kantong Kresek
Jakarta Larang Kantong Kresek
29 Konten
DKI Jakarta mulai 1 Juli memberlakukan larangan penggunaan kantong belanja plastik sekali pakai. Masyarakat diminta menggunakan kantong belanja yang ramah lingkungan.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads