Jangkauan dan akses jet pribadi yang begitu luas juga fleksibel membuatnya dipilih para traveler berkantong tebal. Pesawat ini juga memiliki jalur sendiri.
Dijelaskan Toni Hutasofi, Operational Manager di Indojet Sarana Aviasi, jalur jet pribadi tak bertabrakan dengan jalur pesawat komersial yang memuat banyak penumpang.
"Sebagai contoh perjalanan ke Medan dari Jakarta antara menggunakan pesawat komersial dan jet pribadi akan berselisih waktu selama 30 menit, lebih cepat jet pribadi," jelas Toni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada salah satu bos itu pernah minta ke Amerika Serikat pagi-pagi. Lalu beberapa hari kemudian sudah pergi lagi ke Hong Kong dan lain sebagainya. Jamnya semau dia, itu bisa saja," imbuh dia.
Indojet sendiri memiliki cabang layanan jet pribadi di tiga lokasi, yakni di Jakarta, Bali, dan Hong Kong. Perusahaan ini berusaha mengepakkan sayapnya menjangkau seluruh dunia.
Toni juga menjelaskan bahwa jika ada traveler yang ingin menempuh perjalanan jarak jauh akan diberi opsi untuk melakukan transit.
"Kalau ingin ke kawasan pantai barat Amerika kita bisa singgah di Tokyo atau melalui Biak lalu lanjut ke Honolulu hingga ke AS. Kalau ingin ke New York akan dipilih transit di Dubai," ujar dia.
"Kami juga bisa membawa terbang tanpa transit ke Amsterdam, tentu menggunakan pesawat yang lebih baru," tambah dia.
Lebih detail soal jalur jet pribadi, Toni mengatakan bahwa pesawat yang biasa membawa penumpang ada yang bisa terbang di atas ketinggian 45.000 kaki. Kata dia, bumi pun sudah terlihat melengkung dari jarak tersebut.
"Biasanya kan kalau pesawat komersial itu cuma terbang di ketinggian 30 ribuan kaki saja. Kita bisa di atasnya, jadi ya boleh saja dan mudah mendapat izin terbang karena memang nggak ada lawan," tegas dia.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol