Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk memasarkan produk ekonomi kreatifnya di pasar e-commerce. Nilainya mencapai miliaran dolar.
Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), Muhammad Neil el Himam menyampaikan potensi produk industri ekonomi kreatif buatan Indonesia dalam pasar e-commerce masih sangat besar. Neil pun mengungkapkan data nilai transaksi pasar e-commerce Indonesia sepanjang tahun 2019 yang jumlahnya mencapai Miliaran Dollar.
"Jadi tahun lalu, e-commerce di Indonesia nilai transaksinya mencapai USD 21 miliar atau sekitar Rp 300 triliun dan diharapkan 2025 mencapai USD 82 miliar atau sekitar Rp 1.200 triliun. Itu datanya dari Google Temasek," kata Neil di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangerang Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah dari jumlah nilai transaksi yang 'wow' itu, Neil mengungkapkan produk buatan Indonesia tidak sampai 10%-nya dari angka tersebut. Bahkan ada yang menyebut jumlahnya maksimal sekitar 30%-nya saja.
"Namun sayangnya, dari data itu Kementerian Perindustrian pernah membuat semacam survey baru sekitar 10% saja yang produknya buatan Indonesia. Tapi ada juga yang mengatakan, seperti Bukalapak pernah melakukan survey juga, mereka yakin sekitar 30 persen produknya buatan Indonesia," Neil menambahkan.
Dari hasil survey itu, berarti masih ada potensi bagi produk buatan tangan kreatif orang Indonesia yang masih bisa bersaing di pasar e-commerce.
"Nah menurut kami, ini menarik. Artinya masih ada minimal 70% lagi pangsa pasar yang harus diraih oleh produk-produk Indonesia," kata Neil.
Oleh karena itu, Baparekraf mendorong agar para UMKM memanfatkan dunia digital, tak hanya untuk memasarkan produknya tapi juga untuk mengembangkan usaha sekaligus melakukan sistematisasi sehingga bisnisnya makin maju lagi. Baparekraf sendiri akan menggelar Baparekraf Digital Entrepreneurship (BDE 2.0) yang akan memfasilitasi UMKM untuk menuju ke sana.
"Ada 62 juta UMKM di Indonesia, paling banyak usaha mikro sekitar 59 juta. Dari jumlah tersebut, baru 6 jutaan yang menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam usahanya, baru kurang lebih 10% dari total yang ada. Nah tahun ini, kemarin barusan di-launching Gerakan Bangga Buatan Indonesia, dimana salah satu kinerjanya adalah menambah lagi jumlah UMKM jadi 10 juta di akhir tahun yang nantinya on board di dalam transformasi secara digital," kata Neil.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!