Wisata kampung Baduy jadi pebincangan karena ada usulan agar daerah ini dihapus dari destinasi wisata. Selain karena overload pengunjung, sampah jadi persoalan di kawasan yang ada di Banten selatan ini.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lebak, Imam Rismahayadin, menuturkan adanya 100 ribu pengunjung ke Baduy pada tahun 2019. Itu pun jumlah yang tercatat karena selama ini ada wisatawan nakal banyak tak melapor.
"Per tahun hampir 100 ribuan, cuma kalau kondisi saat ini karena COVID sebetulnya tidak mencatat karena ditutup. Cuma wisatawan banyak yang bandel bahkan publik figur banyak yang masuk, ada DPR nggak ada konfirmasi ke kita padahal destinasi ditutup," kata Imam berbincang dengan detikcom di Lebak, Rabu (8/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiket masuk ke kawasan itu pun relatif murah hanya Rp 5000. Itu bagi wisatawan yang tahu diri dan melapor ke rumah Jaro Saija selaku kepala desa dan pintu masuk di Kampung Ciboleger.
Pasalnya, selama ini banyak wisatawan yang tak melapor dan membayar tiket. Mereka kadang juga tidak melalui pintu masuk resmi kawasan Baduy.
"(Tiket) ada di jaro namanya saba budaya Baduy Rp 5000, tapi kalau yang mampir. Itu banyakan yang slonong boy," ujarnya.
Dengan tiket semurah itu, tidak sebanding dengan masalah sosial yang dibawa wisatawan. Mereka ada yang membawa makanan plastik yang justru mencemari lingkungan Baduy. Belum lagi ada pedagang keliling yang sampai masuk kawasan adat.
"Masalahnya sampah, cuma Rp 5.000 perak masalah sosialnya tinggi," tegasnya.
Dispar ia sebut sudah melakukan upaya agar wisatawan ke sana lebih tertib. Para guide di Baduy paling tidak harus terdaftar di dinas sehingga tidak ada yang ilegal. Di dalam lingkungan juga sudah dibuat agar tidak ada penggunaan plastik. Dalam waktu dekat Pemkab Lebak akan berbicara dengan lembaga adat termasuk dengan pimpinan tertinggi adat atau puun.
"Mungkin setelah ada rapat musyawarah, itu momen penting perbaikan, ngobrol dengan puun agar mengeluarkan aturan berkunjung ke Baduy ini ada SOP-nya," ujarnya.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!