Pariwisata China yang biasanya perkasa mati kutu menghadapi pandemi virus Corona. Berbagai upaya untuk menghidupkan gairah melancong belum membuahkan hasil.
Setelah lockdown karena COVID-19, China menggenjot pariwisata domestik dengan membuka sejumlah tempat-tempat wisata, juga menggulirkan festival di beberapa kota. Selain itu, berbagai diskon di tempat wisata dibuat agar new normal pariwisata berjalan dengan lancar.
Tapi, bayang-bayang infeksi virus Corona dan belum ditemukannya virus COVID-19 membuat China harus kembali waspada. Malah, kemudian muncul lagi kasus positif virus Corona. Beberapa tempat wisata di sejumlah daerah pun kembali tutup.
Tapi, di kota-kota yang tak muncul kasus Corona, festival jalan terus. Salah satunya, Festival Perahu Naga pada 25-27 Juni di Shanghai.
Festival itu dibanjiri penonton. Tapi, cuan yang didapatkan tak sebesar tahun lalu.
Tahun lalu, ada hampir 95,98 juta perjalanan wisata yang tercatat saat festival berlangsung. Kini hanya 48,81 juta perjalanan wisata saja. Menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China, angka ini memberikan pemasukan 12,28 miliar yuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Terlihat fantastis ya? Tapi, ternyata angka ini turun sebanyak 68,8 persen dari 39,33 miliar yuan tahun lalu. Wisata China masih babak belur.
"Pariwisata dan data aktivitas lainnya dari liburan Festival Perahu Naga sebelumnya menunjukkan bahwa pemulihan jasa masih lemah," ujar Ting Lu, kepala Ekonomi China.
Angka penurunan itu masih diselimuti ketidakpastian dan tingkat pengangguran yang tinggi. Tidak adanya perjalanan lintas batas negara juga menjadi faktor penurunan.
"Data ini menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan dari liburan Hari Buruh di bulan Mei," kata dia.
![]() |
Menurut Biro Statistik Nasional, penduduk China juga masih ragu untuk buang-buang uang. Selama lima bulan pertama di tahun ini, penjualan barang-barang turun hingga 13,5 persen, yaitu hanya sekitar 13,87 miliar yuan.
Belum lagi laju permintaan wisatawan untuk liburan, Semuanya melambat. Namun tetap ada permintaan yang menyimpulkan bahwa orang-orang China masih ingin liburan.
Ctriop, sebuah situs pemesanan perjalan China melakukan survei di Festival Perahu Naga. Hasilnya, Pencarian dan pemesanan tiket pesawat untuk Festival Perahu Naga baru pulih 70 persen dari tahun lalu. Kemudian pemesanan hotel naik 15 persen di bulan Juni dari bulan sebelumnya dan ada lebih dari 60 persen pelancong yang memesan hotel.
"Kami melihat bahwa perjalanan wisata akan kembali," ujar Steve Saxon, mitra di McKinsey.
Pemulihan wisata China memang akan terjadi namun membutuhkan waktu. Saxon menambahkan bahwa wisata bakal pulih sempurna setidaknya setelah tiga tahun setelah COVID-19.
China sudah siap menampung lebih banyak wisatawan dengan didirikannya Bandara Internasional Beijing Daxing. Bandara itu juga baru saja beroperasi.
"Bandara ini dirancang dengan sangat baik untuk penumpang internasional. Dalam dua tahun ke depan, fungsi itu tidak akan benar-benar digunakan," Saxon menjelaskan.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum