Selalu tersenyum, santun, dan anggun adalah sikap yang melekat dari dan pramugari kereta api. Meski begitu, mereka mempunyai mental sekuat baja, apa rahasianya?
detikTravel berkesempatan berbicang secara eksklusif dengan pramugari dan pramugara kereta api jarak jauh. Dalam liputan khusus kali ini, traveler dapat menyimak kisah pramugari dan pramugara kereta api.
Salah satunya, tentang mental kuat seorang prami dan prama (sebutan untuk pramugari-pramugara kereta api). Sebagai gambaran, durasi tugas mereka di atas kereta api bisa saja berlangsung selama 14 jam, juga menghadapi berbagai macam penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gina Salsabila, salah seorang prami, menceritakan pengalaman pelatihan mental sebelum resmi bekerja sebagai prami. Mereka digodok di Lembang, Jabar selama sepekan.
"Kami dibekali pelatihan oleh perusahaan kami, salah satunya dengan TNI," ujar Gina.
![]() |
"Selama seminggu kami dididik oleh TNI," dia menambahkan.
Berlatih di bawah pengawasan TNI membuat pramugara dan pramugari kereta api harus menelan pelatihan semi militer. Tak cuma kena omelan, calon prami dan prama yang tidak disiplin juga akan kena hukum.
"Kalau perempuan disuruh jalan jongkok keliling lapangan, laki-laki push up," dia menjelaskan.
Selain pelatihan mental, prama dan prami juga dibekali dengan kemampuan medis, utamanya pada pertolongan pertama. Mereka dituntut untuk bisa mengobati luka bakar, patah tulang hingga persalinan.
Sudah hampir setahun Gina bekerja sebagai prami. Pelatihan yang diberikan oleh perusahaan PT Reska Multi Usaha sangat membantunya dalam menangani penumpang.
"Pernah satu waktu ada seorang bapak mau naik kereta luxury. Nah, gerbong keretanya memang hanya ada satu dan berada di rangkaian paling belakang," kata Gina.
Sambil membawa koper yang cukup berat, pria tersebut berjalan ke gerbong ujung dengan tergopoh-gopoh. Melihat ini, Gina langsung membantunya membawa barang hingga sampai ke tempat duduk.
"Bapak tersebut ngomel terus karena gerbongnya ada di rangkaian akhir. Tapi, sebagai prami kami dituntut untuk selalu tersenyum dan bersikap sopan," Gina mengisahkan.
Sikap lembut Gina berbuah manis. Setelah selesai ngomel, penumpang pria tersebut bersikap ramah padanya. Bahkan, Gina ditawari bekal miliknya.
![]() |
Pengetahuan medis pun diuji saat seorang anak tersiram air panas. Gina mengatakan bahwa kasus seperti ini adalah hal yang paling sering ditemui oleh prama dan prami.
"Waktu itu ada anak kecil ketumpahan air panas dari tangan ibunya. Saya langsung mengobati anak tersebut dengan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang tersedia dan si anak diturunkan di stasiun selanjutnya untuk mendapat perawatan," ujar dia.
Di balik keanggunan prami ternyata ada sosok tangguh yang jarang terlihat oleh penumpang. Berkat didikan TNI jugalah, prami dan prama bisa bermental kuat menghadapi berbagai macam situasi.
detikTravel bakal mengisahkan seluk-beluk pramugari-pramugara kereta api, tunggu kelanjutan kisah mereka, ya!
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan