Dirut Garuda: 400 Karyawan Bersedia Pensiun Dini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dirut Garuda: 400 Karyawan Bersedia Pensiun Dini

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 14 Jul 2020 14:40 WIB
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dan Komut Garuda Indonesia Triawan Munaf jadi pembicara dalam talkshow di Kementrian BUMN. Mereka melakukan salam komando.
Dirut PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Direktur Utama Garuda Indonesia menyampaikan 400 karyawan telah bersedia melakukan pensiun dini. Itu dilakukan untuk menyelamatkan keuangan maskapai tersebut.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra, menyampaikan saat ini telah melakukan sejumlah aktivitas rasionalisasi dari sisi pegawai atau personalia untuk menyelamatkan keuangan perusahaan. Aktivitas itu mulai dari pengurangan karyawan hingga pemotongan gaji.

Untuk pengurangan jumlah karyawan, Garuda Indonesia menawarkan pensiun dini pada karyawan yang berusia di atas 45 tahun. Sebelumnya, pada awal Juli 2020, Irfan juga menyampaikan bahwa pensiun dini ini dilakukan secara sukarela. Kebijakan itupun sudah disetujui oleh Kementerian BUMN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai saat ini sudah ada 400 orang yang bersedia sukarela mengikuti program pensiun dini tersebut," kata Irfan dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Selain 400 orang tersebut, ada pula sekitar 800 orang pegawai yang statusnya dengan perjanjian kerja waktu tertentu (pkwt) yang menerima unpaid leave. Irfan menjelaskan hal ini terpaksa dilakukan karena 800 orang itu berhubungan langsung dengan jumlah produksi Garuda Indonesia yang menurun selama pandemi COVID-19.

ADVERTISEMENT

Kemudian, ada juga 135 orang pilot kontrak yang dipensiunkan dini. Irfan menjamin seluruh pilot tersebut akan dibayarkan hak-haknya kendati sudah diberhentikan.

Langkah lain yang juga Garuda Indonesia lakukan untuk menekan kerugian maskapai adalah melakukan pemotongan gaji dari jajaran direksi sampai komisaris. Pemotongan ini telah dilakukan sejak April 2020.

"(Pemotongan) proporsional. Semakin tinggi pangkat dan pendapatannya, semakin besar potongannya, mulai 50 persen sampai 10 persen," ujar Irfan.

Dalam kesempatan itu, Irfan juga secara terbuka menyampaikan kondisi keuangan perusahaan yang ia pimpin. Per 1 Juli 2020, cashflow Garuda Indonesia mencapai USD 14,5 juta. Ini tak sebanding dengan pinjaman ke bank dan lembaga keuangan yang mencapai USD 1,3 miliar, serta utang usaha dan pajak sebesar USD 905 juta.




(pin/fem)

Hide Ads