Sirkus Lumba-lumba Dilarang, Robot Rp 382 Miliar Jadi Solusinya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sirkus Lumba-lumba Dilarang, Robot Rp 382 Miliar Jadi Solusinya

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 15 Jul 2020 11:58 WIB
Robot Lumba-lumba
Robot lumba-lumba. (Foto: Edge Innovation)
Wellington, Selandia Baru -

Perusahaan di Selandia Baru membuat robot lumba-lumba untuk menggantikan lumba-lumba asli dalam pertunjukan sirkus. Harganya mencapai Rp 382 miliar!

Pertunjukan sirkus lumba-lumba telah dilarang di sejumlah negara. Selain itu masyarakat juga mulai menyadari bahwa menempatkan lumba-lumba dalam akuarium untuk dipamerkan dapat merugikan lumba-lumba tersebut.

Melihat fenomena ini, sebuah perusahaan di Selandia baru menawarkan solusi yang unik yakni membuat robot lumba-lumba. Perusahaan bernama Edge Innovation itu bekerja sama dengan pembuat efek animatronik Hollywood untuk menciptakan luma-lumba yang mirip dengan aslinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teknologi animatronik ini dapat menjadi cara yang tepat bagi orang-orang merasakan kehidupan laut namun tidak membahayakan kehidupan lumba-lumba dan biota laut lainnya. Dengan teknologi secanggih itu, tentunya ada biaya besar di baliknya.

"Industri taman laut telah mengalami penurunan pendapatan selama lebih dari satu dekade karena masalah etis dan biaya hidup satwa, namun keinginan masyarakat untuk mempelajari dan mendapatkan pengalaman dengan satwa-satwa ini masih kuat," kata salah satu desainer, Roger Holzberg dikutip dari Travel + Leisure.

ADVERTISEMENT

"Kami percaya bahwa sudah waktunya untuk menata kembali industri ini dan bahwa pendekatan ini bisa lebih manusiawi, dan lebih menguntungkan pada saat yang sama," imbuhnya.

Satu ekor lumba-lumba animatronik ini menelan biaya sebesar USD 26,3 juta atau sekitar Rp 382 miliar. Robot ini dapat dikendalikan manusia melalui jarak jauh dan dapat berinteraksi dengan manusia sama halnya dengan lumba-lumba biasa.

Biaya tersebut sebenarnya empat kali lebih mahal dari lumba-lumba asli. Namun Edge Innovations mencatat bahwa robot ini dapat bertahan lebih lama daripada lumba-lumba asli. Jadi, harganya sepadan dengan ketahanan robot tersebut.

Dilaporkan The Guardian, lumba-lumba ini akan dipamerkan di akuarium China. Prototipe robot lumba-lumba seberat 270 kilogram itu dijamin sangat mirip dan akan sulit bagi manusia untuk membedakannya dengan lumba-lumba asli. Pengelola juga memprediksi pengunjung akuarium tak keberatan bila mereka tak melihat lumba-lumba sungguhan.

"Bagi orang-orang di Selandia Baru dan bagi saya, saya menyamakan yang otentik dengan alam," kata pengembang bisnis untuk Edge Innovations, Li Wang.

"Tetapi jika kita berpikir tentang generasi muda, mereka menghabiskan lebih banyak waktu bermain game elektronik online daripada kita. Kita sebenarnya perlu bertanya pada diri sendiri apa yang nyata dan apa yang palsu,"ia melanjutkan.

Perkembangan hewan animatronik mungkin menjadi masa depan kebun binatang dan akuarium. Ini akan memudahkan pecinta hewan untuk menikmati alam secara manusiawi.

Lumba-lumba, serta hewan-hewan lain, sering tidak dapat bertahan hidup lama di penangkaran jika dibandingkan dengan di alam liar. Banyak aktivis pembela hewan yang telah meminta memasukkan satwa ke penangkaran dihentikan.




(pin/ddn)

Hide Ads