Kebijakan wajib masker bagi para wisatawan disebut-sebut akan mematikan dunia wisata Spanyol. Apakah benar demikian?
Warga lokal dan pemilik bisnis pariwisata di Kepulauan Balearik, Spanyol menyebut kebijakan wajib masker bisa mematikan bisnis wisata di wilayah mereka. Mereka menyebut para wisatawan tidak suka bila dipaksa mengenakan masker.
Asosiasi Pebisnis di Kepulauan Balearic atau The Confederation of Business Associations of the Balearic Islands (CAEB), juga mengkritisi kebijakan wajib masker yang ditetapkan oleh pemerintah Spanyol. Kebijakan tersebut termasuk denda sebesar 100 Euro (setara Rp 1,6 juta) bila kedapatan tidak mengenakan masker di tempat umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata mereka, kebijakan wajib masker pada wisata Spanyol bisa membuat wisatawan kabur dan memilih ke destinasi lain. Padahal untuk bisa menggerakkan kembali pariwisata dibutuhkan kebijakan yang pro terhadap wisatawan.
"Aktivasi kembali ekonomi di Kepulauan Balearic yang di ambang resesi membutuhkan usaha dari otoritas lokal untuk memastikan protokol yang ada melindungi kesehatan masyarakat, alih-alih menghindari kewajiban mereka di balik pelarangan," kata CAEB.
Sementara itu, di kesempatan terpisah Menteri Pariwisata Kepulauan Balearic, Iago Neguerela membela kebijakan pemerintah setempat terkait masalah tersebut.
"Dari kacamata pariwisata, yang paling terpenting adalah memastikan destinasi wisata itu aman. Jika ada kasus outbreak COVID-19 di salah satu kepulauan kami, musim liburan tahun ini akan berakhir dan musim liburan berikutnya akan jadi sangat beresiko," kata Neguerela kepada media lokal, Diario de Ibiza.
Presiden Kepulauan Balearic, Francina Armengol, sudah menyebut aturan wajib masker di tempat wisata Spanyol itu adalah demi keamanan bersama.
"Kita butuh aksi, dan waktunya adalah sekarang. Kami tidak akan menaruh resiko ke semua orang yang sudah menderita secara personal dan ekonomi. Aturan ini tidak membutuhkan usaha yang besar dan justru akan melindungi kita semua," Armengol menegaskan.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar