Para arkeolog menemukan situs Aborigin kuno berumur 8.500 tahun. Artefak ini tenggelam di bawah lautan, di lepas pantai Australia.
Penemuan bawah laut ini adalah yang pertama dikonfirmasi, seperti diberitakan oleh CNN. Para ahli memperkirakan kemungkinan penemuan yang lebih banyak lagi.
Dahulu, banyak permukiman Aborigin yang dibangun di daerah-daerah di tanah kering pada akhir Zaman Es. Saat itu, permukaan laut lebih rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu permukiman Aborigin tenggelam saat permukaan air laut naik. Teori ini menurut sebuah studi yang diterbitkan Rabu dari jurnal PLOS ONE.
Pantai Australia harusnya lebih luas 160 kilometer menjorok ke laut daripada sekarang, kata tim peneliti, arkeolog Jonathan Benjamin dari Flinders University di Adelaide. Sehingga, sangat mungkin ada banyak situs kuno berada di bawah air.
Para ilmuwan mengirim penyelam untuk menjelajahi wilayah yang mungkin ada situs Aborigin. Mereka menggunakan sejumlah bantuan teknik, seperti sensor udara jarak jauh dan bawah air.
Para arkeolog ini menemukan dua situs Aborigin di barat laut Australia. Yang pertama, di Cape Bruguieres Channel, berisi artefak yang berusia setidaknya 7.000 tahun.
![]() |
Di situs kedua, Flying Foam Passage, mereka menemukan artefak tunggal yang berusia 8.500 tahun.
Simak Video "Video: 4 Orang Tewas Akibat Banjir di Australia, 50 Ribu Warga Terisolasi"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol