Pandemi corona kian membuat maskapai terbesar India, IndiGo bertekuk lutut. Kabarnya, akan ada pemecatan 2.400 karyawan.
Tak hanya di dalam negeri, pandemi COVID-19 juga meluluhlantakkan maskapai IndiGo yang merupakan maskapai terbesar di India. Pengurangan beban operasional lewat PHK terpaksa diambil seperti diberitakan Times of India, Kamis (23/7/2020).
Sebagai buntut dari tidak beroperasinya maskapai tersebut selama berbulan-bulan, maskapai IndiGo terpaksa menelan pil pahit dengan memecat sekitar 10% dari total 24 ribu karyawan. Sekitar 2.400 karyawan dipastikan akan kena pecat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah menimbang dan melihat semua skenario, jelas kalau kami harus mengucapkan selamat tinggal pada 10% tenaga kerja kami. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, IndiGo harus mengambil tindakan menyakitkan tersebut," ujar CEO IndiGo, Ronojoy Dutta pada media Simple Flying.
Pandemi corona memang membuat pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya terjadi kian sia-sia. Mau tidak mau, pihak maskapai IndiGo harus kembali melakukan evaluasi masal.
"Perlahan kami harus mengambil sejumlah tindakan seperti memotong gaji, memberi liburan tanpa gaji dan aneka variasi pemotongan gaji lainnya. Sayangnya, upaya pemotongan anggaran itu masih belum cukup untuk menghentikan berkurangnya pemasukan," tambahnya.
Kondisi itu juga diperburuk dengan tiadanya pinjaman uang dari Pemerintah untuk maskapai tersebut. Jalan pahit pun harus dilakukan.
Hanya saja, pihak maskapai IndiGo juga menawarkan '6E Care Package' berupa bantuan finansial dan keuntungan lainnya bagi para pekerja yang akan dipecat. Misalnya saja pemberian uang pesangon sebanyak gaji dikalikan waktu lama bekerja serta berbagai insentif dan bonus lainnya. Asuransi medis pun akan dibayarkan hingga bulan Desember tahun ini.
Baca juga: Tempat Paling Suci India Tak Lagi Sama |
Namun, pihak maskapai IndiGo juga berjanji untuk kembali mempekerjakan para karyawan yang dipecat jika kondisi kian membaik. Hingga saat itu, PHK akan tetap jadi opsi."Ini merupakan keputusan tersulit yang harus kami ambil, dan kami memastikan kalau proses transisi untuk karyawan terdampak akan dilakukan dengan cepat, profesional serta dengan rasa hormat dan belas kasih," tutup sang CEO
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum