Candi dan batu andesit ditemukan di Umbul Gedong di Klaten. Konon, umbul itu pada masa lalu merupakan sebuah bangunan candi.
Mata air atau Umbul Gedong di Desa Gedong Jetis, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah, dipenuhi batu blok bekas candi dan bebatuan andesit alami berukuran besar. Dari cerita mulut ke mulut, dulu ada candi di area itu.
"Dulu ada candinya kata orang tua saya dan kakek-nenek saya. Tapi saya belum pernah melihat," kata Bejo Surip (65), warga setempat, kepada detikcom di lokasi Umbul Gedong, Kamis (6/8/2020) pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Waduk Rowo Jombor Klaten Mulai Kembali Ramai |
Bejo menjelaskan cerita orang tua soal candi di Umbul Gedong bukan isapan jempol. Sebab, banyak batu prigen dan kotak bekas candi di lokasi.
"Lha itu batu kotak-kotak dan batu prigen untuk fondasi dan pagar. Sejak dulu sudah begitu," ujar Bejo sambil menunjuk fondasi umbul.
Selain batu bekas candi, Bejo menambahkan, di sekitar umbul juga banyak batu besar. Bahkan sampai di sawah sebelah timur desa juga ada.
"Batu besar juga banyak sampai sawah di timur desa. Padahal sini jauh dari sungai," Bejo menjelaskan.
![]() |
Pantauan detikTravel di lokasi, ceceran puluhan batu bekas reruntuhan candi tersebar di banyak lokasi. Di umbul yang terdiri atas tiga kolam itu, fondasi tersusun dari blok batu polos dan bertakik.
Ukuran bebatuan itu paling kecil panjang sekitar 30 cm dan paling besar panjang 80 cm. Ada yang polos, bertakik, berbentuk leter L, yoni atau memiliki ornamen.
Beberapa batu kemuncak candi berbentuk kelopak bunga terlihat jelas terpasang di fondasi. Ada juga blok batu yang digunakan untuk fondasi pintu masuk umbul dengan kondisi berlumut, tapi motif sulurnya terlihat jelas.
![]() |
Di bawah akar pohon trembesi sampai di dalam makam dusun juga ditemukan bebatuan bertakik. Bahkan di tepi jalan ada yang terbengkalai.
Selain batu bekas candi, di timur dan utara umbul, bebatuan andesit besar tersebar berserakan. Ukurannya mulai diameter 80 cm sampai 1 meter.
Di kompleks Umbul Gedong terdapat satu pohon trembesi besar, satu pohon sereh, dua beringin, dan dua pohon tak diketahui jenisnya. Juga terdapat jaringan air program Pamsimas.
Ketua RT 15 RW 7 Desa Gedong Jetis, Kecamatan Tulung, Mulyadi mengatakan, di lokasi sendang, konon, ceritanya memang pernah ada candi. Tapi, setelah candi runtuh, tidak terurus, batunya untuk fondasi kolam.
"Ada juga yang diambil warga. Dulu ada arcanya dua kalau menurut cerita, tapi juga dibawa orang," ujar Mulyadi di lokasi.
Mulyadi mengatakan, meskipun kemarau, air di mata air tidak pernah kering. Bahkan digunakan untuk jaringan Pamsimas satu desa.
"Digunakan pasokan air Pamsimas satu desa. Batu besar juga banyak sampai di sawah timur desa, padahal tidak dekat gunung dan sungai," ujar Mulyadi.
Sebenarnya, tambah Mulyadi, tahun ini umbul akan direhab oleh pemerintah desa. Namun ditunda karena ada Corona.
"Mau direhab tapi ada Corona, jadi mundur. Mungkin tahun depan," ujar Mulyadi.
Pamong budaya madya BPCB Jateng, Deny Wahju Hidajat, mengatakan kemungkinan ada candi di Umbul Gedong bisa jadi. Namun, untuk memastikan, perlu pengecekan ke lapangan. "Perlu dicek di lapangan. Namun, yang jelas, benda-benda semacam itu dari masa klasik Jawa atau masa Mataram kuno abad 8-9 M," kata Deny.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol