Rip current atau arus air yang mengalir kuat ke arah laut disebut sebagai biang yang menyeret wisatawan ke tengah laut di Pantai Goa Cemara. Apa langkah yang perlu dilakukan jika terjebak di arus tersebut?
Belum lama ini sebanyak tujuh wisatawan di Pantai Goa Cemara, Bantul terseret ke tengah laut. Diduga, mereka ada di pusaran rip current.
Dosen Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM, Hendy Fatchurohman, mengatakan rip current bukannya tak bisa dihindari. Wisatawan yang terjebak rip current bisa melepaskan diri dengan cara berenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rip current itu kan membawa ke arah laut. Nah, strategi berenangnya tidak menuju ke darat tapi ke kanan kiri," katanya saat dihubungi detikcom via telepon, Senin (10/8/2020).
Tapi mayoritas mereka yang terseret rip current panik sehingga tidak dapat mengendalikan diri dan terbawa arus. Dia pun meminta agar pengunjung pantai yang terseret rip current tidak panik.
"Karena rip current itu sempit, paling cuma 2-3 meter tapi memanjang ke pantai. Jadi kalau masuk (rip current) renang ke sisi kanan kiri sampai berhasil keluar. Karena kalau maju (berenang ke pantai) ketarik ke belakang, kalau mundur (ke arah laut) malah tambah ketarik," Hendy menjelaskan.
Selain itu, wisatawan perlu meningkatkan kewaspadaannya. Selain itu selalu mematuhi rambu peringatan larangan berenang dan imbauan Tim SAR setempat.
Bukan tanpa alasan, hal itu karena hampir sebagian besar laka laut di pantai-pantai belahan dunia 80 persen karena tertarik rip current. Bahkan, Hendy menilai keberadaan rip current lebih berbahaya daripada tsunami dan gelombang besar yang mengakibatkan abrasi.
"Jadi strateginya yang pertama wisatawan harus waspada dan mematuhi papan larangan berenang, karena SAR sudah punya pengetahuan akan titik-titik rip current," kata dia.
"Jadi seharusnya imbauan kepada wisatawan itu memang harus paling tidak dia menjauhi lokasi (larangan berenang) atau jika berenang tidak terlalu ke tengah laut," Hendy melanjutkan.
Selain itu, Hendy menyebut wisatawan bisa mendeteksi keberadaan rip current secara kasat mata. Deteksi itu dengan melihat secara teliti pecahan ombak yang datang.
"Meski sulit diidentifikasi, tapi secara awam sebenarnya bisa dilihat kasat mata. Jadi daerah-daerah yang yang tidak ada pecah gelombangnya, kan ada gelombang datang dan nanti pecah jadi ombak terus jadi buih putih-putih. Nah, yang tidak ada buih putihnya itu biasanya yang ada rip current," katanya.
"Tapi mungkin terasa sulit karena tujuannya wisatawan datang ke pantai untuk bersenang-senang. Sehingga, mereka terkadang jadi lalai," Hendy menambahkan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol