Soal keberagaman Indonesia itu bahkan bakal diadopsi Suriname. Rencana itu terungkap dari salah satu pejabat Suriname yang ditemui Agus ketika melakukan riset di negara tersebut.
Suriname merupakan negara dengan berbagai etnis berbeda dari berbagai belahan dunia. Yakni, Hindustani, Kreol, Bushnengro dan Marun, Jawa, dan kelompok lain (India, Cina, Boeroes, Yahudi Sefardim dan Yahudi Ashkenaz, Lebanon, Brasil). Mereka hidup berdampingan, namun tidak berbaur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Suriname pun berharap mereka bisa meniru Indonesia yang kendati memiliki banyak suku, namun bisa berbaur.
"Saya pergi ke Suriname, saya bertemu dengan pak menteri, menteri orang Jawa Suriname. Dia bilang kepada saya,"Ada satu hal yang berasal dari tanah leluhur saya yang mau saya terapkan di tempat saya, yaitu campur baur (campur aduk). Itu yang mau saya bawa ke Suriname, supaya kita ini menjadi masyarakat yang plural tapi juga berinteraksi dengan damai". Itu prinsip Bhinneka tunggal Ika, namun ingin diterapkan menjadi dalam persatuan ada keberagaman," ujar Agustinus yang tinggal selama dua bulan di Suriname.
"Politisi di sana juga mengambil sesuatu dari Indonesia untuk diterapkan di negaranya dan itu cita-citanya dia untuk membawa konsep campur baur itu menjadi satu value (nilai) yang bisa diterapkan di Suriname," Agus menambahkan.
Berkaca pengalaman itulah Agus berharap pada HUT RI ke-75 ini Indonesia semakin kukuh dengan tetap mempertahankan ilai spesial itu; keberagaman. Faktanya, bukan sekali dua kali terjadi konflik yang berpotensi mengancam keberagaman Indonesia, namun Indonesia mampu bertahan.
"Keberagaman itu value kita, keberagaman itu kekayaan kita dan ini yang jangan sampai karena satu golongan,"oh cara mendefinisikan Indonesia hanya dengan cara ini, sedangkan bila tidak dengan cara yang sama bukan Indonesia kemudian diserang" dan itu yang membuat konflik, dan itu konflik yang sama dari negara-negara lain yang terjadi," kata Agustinus.
"Saya tinggal di negara-negara konflik, kenapa di Afghanistan konflik, karena ya kalo warna kulit kamu beda ya kamu bukan orang Afgan gitu," dia menambahkan.
Agus berharap persatuan Indonesia tidak luntur sampai kapanpun. Dia tidak ingin perpecahan yang menyengsarakan warga di negara-negara yang dikunjunginya terjadi di Indonesia.
"Gagasan itu harus kita jaga bersama, kita rawat bersama. Gagasan itu tidak ada di Afganistan, di Suriname kadang adalah konflik, tapi tidak sampai berdarah. Itu lah mengapa pepatah Jawa mengatakan kita perlu menerapkan campur baur di sini. Ya, kan supaya kaya di Indonesia ini, kita harusnya punya gagasan ini, kita punya value yang sangat bernilai di sini yang harus kita rawat, dan harus kita kembangkan," kata dia.
"Banyak orang yang sudah lupa, gagasan asal Indonesia tuh apa. Karena kita terlalu banyak di sini, kita sudah mulai menganggap apa yang kita punya ini sebagai hal yang biasa, kita jadi sibuk mencari yang di luar jadi lupa dengan kekayaan sendiri."
"Kekurangan kepercayaan diri, kalo kita pergi keluar negeri kita melihat Indonesia, sebagai orang Indonesia justru mungkin akan tumbuh karena banyak hal yang ada di Indonesia yang di negara lain nggak punya," Agustinus Wibowo menegaskan.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!