Boeing kembali melakukan paket pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Finansial produsen pesawat asal Amerika itu betul-betul babak belur dihantam virus Corona.
Boeing telah melakukan PHK tahap pertama dengan memangkas 10 persen karyawan atau sekitar 16 ribu orang pada 30 April. Selain itu, Boeing menawarkan kepada karyawannya untuk mundur secara sukarela.
Saat itu, manajemen telah menyebut Boeing bakal melakukannya secara bertahap hingga akhir 2020. Semua itu dampak dari virus Corona yang membuat aktivitas penerbangan dunia anjlok hingga 90 persen. Permintaan pesawat pun turun drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman kepada karyawan untuk mundur secara sukarela dari perusahaan pada tahap kedua itu dilakukan oleh Chief Executive Officer Boeing, Dave Calhoun, lewat catatan kepada karyawan dan dikutip Reuters.
"Sayangnya, PHK adalah langkah yang sulit tetapi perlu untuk menyelaraskan dengan realitas baru kami, menjaga likuiditas, dan memposisikan diri kami untuk akhirnya kembali ke pertumbuhan," kata Calhoun dalam catatan itu.
"Kami mengantisipasi prediksi pasar yang jauh lebih kecil hingga tiga tahun ke depan." tambahnya.
Krisis kesehatan, yang telah menghantam produsen pesawat, maskapai penerbangan, dan pemasok telah menambah kesengsaraan Boeing. Ya, Boeing belum pulih betul setelah bergulat dengan pembekuan produksi dan penghentian selama setahun dari 737 MAX setelah dua kecelakaan fatal.
Saat ini, Boeing bahkan tidak memiliki target khusus. Manajemen mendorong semua karyawan yang memenuhi syarat dan tertarik dengan paket pemberhentian sukarela untuk mengajukan diri.
Boeing belum mengungkapkan detail tawaran PHK itu. Mereka bakal mengungkapkan lebih mendalam mulai 24 Agustus, menurut catatan CEO itu.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum