Wabah virus Corona membuat sektor pariwisata di beberapa negara kolaps. Contohnya di Maroko, kuda-kuda wisata di sana terancam mati kelaparan.
Ada ancaman mengerikan di balik wabah virus Corona. Bukan untuk manusia, melainkan untuk kuda-kuda wisata di kota Marakesh, Maroko. Kuda-kuda itu menderita masalah kesehatan serius, bahkan terancam mati kelaparan.
Semua itu terjadi gara-gara kolapsnya sektor pariwisata di kota Marakesh. Dengan adanya wabah virus Corona, turis enggan datang ke sana. Akibatnya, kusir kuda tidak punya pendapatan dan tidak bisa memberi makan kuda peliharaan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir detikTravel dari AP, Rabu (19/8/2020), Society for Protection Animals Abroad (SPANA) melaporkan sekitar lebih dari 200 ekor kuda dan keledai yang biasa mengangkut wisatawan di kota Marakesh menderita kelaparan sebagai efek samping COVID-19.
![]() |
Ribuan orang di Marakesh memang menggantungkan hidupnya dari kuda delman untuk hidup. Satu kuda, bisa menopang hidup untuk 4-5 keluarga, termasuk sang pemilik, kusir kuda, hingga perawat kuda.
"Jika kamu punya toko, kamu bisa menutupnya. Jika kamu menjual barang, kamu bisa menyimpannya. Tapi coba bayangkan bila kamu punya kuda, yang butuh makan, minum dan obat-obatan," kata Abdeljalil Nouidi.
Nouidi sendiri sudah menjual salah satu kuda favoritnya seharga US$ 150 (sekitar Rp 2,2 juta) untuk memberi makan orang lain yang bekerja untuknya. Nouidi merasa ketakutan akan masa depan dirinya dan juga orang-orang yang bekerja di industri yang sama dengannya.
Padahal sudah dua dekade lamanya Nouidi bekerja dengan kuda. Sekarang, kantong Nouidi benar-benar kering kerontang untuk sekadar memberi makan kudanya, pun keluarganya.
![]() |
SPANA sudah mengorganisir bantuan untuk para pemilik kuda yang terdampak wabah Corona di Maroko. Mereka membantu menyediakan makan untuk para kuda peliharaan itu. Dalam 3 bulan terakhir, sudah ada 600 ekor kuda yang telah diberi bantuan makan oleh SPANA.
"Sudah jelas bagi kami, ketika lockdown, pasti ada banyak kuda pekerja di Marakesh yang butuh bantuan kami," ungkap Hassan Lamrini, dokter hewan yang bekerja untuk SPANA.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol