Pandemi Corona menyebabkan masyarakat Jepang kesulitan berziarah ke makam keluarganya secara langsung. Perusahaan taksi di sana menawarkan layanan ziarah yang diwakilkan sopir taksi.
Jepang memiliki satu hari libur yang disebut Obon. Hari Obon diperingati sebagai penghormatan masyarakat Jepang pada keluarga mereka yang telah meninggal.
Obon merupakan kepercayaan Buddha dan diperingati di seluruh wilayah Jepang setiap musim panas. Pada hari itu, masyarakat akan berziarah ke makam keluarga karena dipercaya roh yang meninggal akan kembali mengunjungi makam tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, pada tahun ini ziarah ke makam itu sulit dilakukan. Pasalnya, masyarakat Jepang tengah dibayang-bayangi pandemi Corona. Hal ini membuat mereka enggan bepergian jauh apalagi sampai keluar kota.
Melihat fenomena ini, perusahaan taksi yang berbasis di Prefektur Aichi menawarkan sebuah solusi. Sopir taksi mereka dapat mewakilkan orang Jepang untuk berziarah.
Dikutip dari Sora News 24, Rabu (19/8/2020) salah satu orang mengungkapkan pengalamannya memesan layanan dari perusahaan taksi Daiichi Koutsuu Group itu. Mereka membayar 5.000 yen atau sekitar Rp 702 ribu dan ditambah biaya taksi reguler.
Setelah ziarah selesai, pemesan akan mendapatkan foto dari sopir taksi sebagai bukti mereka telah menuntaskan tugas. Selain itu, pemesan juga dapat meminta sopir taksi untuk membelikan bunga namun dikenakan biaya tambahan.
Layanan ini mendapatkan respons positif dari sejumlah masyarakat Jepang. Akan tetapi netizen di media sosial ada juga yang skeptis dengan layanan tersebut.
"Ini akan lebih cepat dan lebih mudah jika Anda meminta kuil untuk mengurusnya,"kata seorang netizen.
"Leluhur: siapa ini?" netizen yang lain berkomentar.
Baca juga: Shibuya Punya Toilet Transparan |
Sementara itu netizen lainnya menyarankan agar masyarakat menggunakan Google Street View untuk mengunjungi pemakaman. Hal ini terbilang kekinian tapi mengabaikan aspek budaya dan perawatan makam secara fisik.
Di sisi lain, netizen lain justru mengungkapkan mitos tentang mengambil foto di makam. Menurut kepercayaan Meiji kuno, mengambil foto akan menangkap jiwa subjek dalam gambar, yang berarti sopir taksi mungkin akan pulang bersama hantu dari pemakaman.
Terlepas dari berbagai reaksi netizen, ide tersebut merupakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat Jepang. Di masa depan, layanan ziarah tersebut akan terus berkembang dan diikuti perusahaan taksi lainnya.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum