Virus Corona memang ujian yang sangat berat bagi sektor pariwisata. Apalagi bagi daerah yang perekonomiannya bergantung pada wisata, seperti Yogyakarta. Sektor yang terpengaruh salah satunya adalah perhotelan.
Sekarang semua industri termasuk perhotelan dituntut untuk beradaptasi di era new normal. Apalagi menyambut wisatawan yang sudah tak sabar berlibur.
"Kondisi perhotelan kita karena pandemi masih memprihatinkan. Namun sekarang sudah ada geliat yang kita rasakan yaitu adanya peningkatan okupansi kamar," ungkap Ketua PHRI Yogyakarta Deddy Pranowo saat ditemui detikTravel di Hotel Tentrem Yogyakarta, Kamis (20/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu saat masa awal Corona pergerakan hotelnya hanya 10 persen. Sekarang saat long weekend bisa mencapai 60 persen dan saat weekday 30 - 40 persen. Dan kamar yang kita operasikan hanya 50 persen dari jumlah yang dimiliki hotel, karena efisiensi SDM dan faktor lainnya," tambah Deddy.
Langkah lain yang diambil PHRI untuk meningkatkan okupansi pemesanan kamar adalah dengan bekerjasama dengan beragam pihak. Salah satunya maskapai.
"Kondisi sekarang membuat kita harus bekerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan okupansi. Kita sangat apresiasi dan menyambut baik Indonesia National Air Carriers Association atau INACA yang punya kampanye safe travel (aman terbang dengan pesawat) karena bisa meningkatkan okupansi. Kami tidak bisa bergerak sendiri," lanjut Doddy.
Berhubung dengan kesiapan menyambut wisatawan, hotel-hotel di Yogyakarta menerapkan protokol kesehatan yang ketat. "Kesiapan menyambut wisatawan tentu saja kami punya protokol kesehatan. Serta juga ada satgas khusus yang nanti mengontrol dan memverifikasi hotel yang akan buka dan siap untuk dibuka bagi wisatawan," tutupnya.
Baca juga: Candi Ijo Spot Sunset Terbaik Jogja |
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum