Ratusan bahkan mungkin ribuan ritual yang digelar Suku Tengger, di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, yang bermukim di sekitar Lereng Gunung Bromo. Salah satunya, ritual yang wajib dilakukan adalah ritual 'Kulo Nuwun' atau ritual mohon izin.
Ritual ini digelar di salah satu sudut pure kecil di Kaldera Bromo. Sebelum ritual dimulai, warga perlu menyiapkan beberapa aneka sesaji, mulai dari tumpeng, aneka bunga, dan air suci.
Selanjutnya dukun pandita dengan didampingi Muspika, membaca doa-doa agar saat ada acara nanti di area Kaldera Bromo, tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ritual Kulo Nuwun atau mohon izin ini wajib dilakukan saat akan ada acara di area Gunung Bromo, terutama di kawasan lautan pasir dan Kawah Bromo.
![]() |
Menurut Supoyo, tokoh adat Suku Tengger, bagi warga Suku Tengger kawasan lautan pasir hingga kawah Bromo adalah kawasan suci, jadi jika ada acara wajib ada ritual.
"Wajib bagi warga Suku Tengger dan akan melakukan kegiatan di kawasan lautan pasir dan kawah Bromo, merupakan kawasan suci. Jadi harus ada ritual Kulo Nuwon," kata Supoyo saat dikonfirmasi.
Wisata Gunung Bromo, Jumat siang ini (28/8) kembali dibuka setelah sekitar tujuh bulan tutup total. Ritual semacam ini wajib dilakukan, karena ratusan, bahkan ribuan pengunjung bakal mengunjungi salah satu gunung tercantik di dunia ini.
Uji coba saat ini jumlah pengunjung hanya dibatasi sekitar 736 orang saja, dan protokol kesehatan harus dilakukan. Pengelola wisata Gunung Bromo akan memberi sangsi tegas memulangkan pengunjung, jika pengunjung tidak mematuhi protokol kesehatan.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum