Jalan Panjang Jadi Awak Kabin Garuda Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jalan Panjang Jadi Awak Kabin Garuda Indonesia

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 02 Sep 2020 07:43 WIB
Beginilah potret pramugari Garuda Indonesia saat melayani ditengah pandemi Corona. Tetap menerapkan protokol kesehatan guna kebaikan bersama di era new normal.
Pramugara dan pramugari Garuda Indonesia (Rengga Sancaya/detikTravel)
Jakarta -

Profesi sebagai awak kabin, pramugari dan pramugara, maskapai Garuda Indonesia tak hanya terpandang, tapi juga sarat tantangan. Ada jalan panjang yang harus ditempuh.

Pengalaman itu diceritakan oleh Grace Ratna Saputri dan Albert Sulaiman, pramugari dan pramugari Garuda Indonesia yang telah aktif bertugas sejak tahun 2014, dalam sesi wawancara eksklusif dengan detikTravel di Hanggar 2 PT GMF (Garuda Maintenance Facility) Rabu (26/8/2020).

Dimulai oleh Grace, awal mendaftar ia malah sempat gagal berkali-kali karena perkara berat badan yang kurang ideal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di awal masuk saya harus mencoba sampai tiga kali karena saya underweight, jadi harus menaikkan berat badan dan pada saat seleksi ternyata tak semudah yang saya pikirkan," Grace mengenang saat masa-masa awal bekerja enam tahun lalu.

Dalam perjalanannya, banyak sekali pramugara dan pramugari seangkatan mereka yang tumbang satu-persatu. Saat berjalan, selalu ada informasi baru yang harus dipelajari.

ADVERTISEMENT
Beginilah potret pramugari Garuda Indonesia saat melayani ditengah pandemi Corona. Tetap menerapkan protokol kesehatan guna kebaikan bersama di era new normal.Ada banyak tata cara dan aturan menjadi awak kabin Garuda Indonesia (Rengga Sancaya/detikTravel)

Senada dengan Grace, Albert pramugara juga menceritakan hal serupa. Ada banyak proses berliku yang harus dilalui untuk menjadi awak kabin Garuda Indonesia.

"Kurang lebih pertama kali tahap pengukuran tinggi dan berat badan, setelah itu kami diwawancara singkat oleh senior-senior dan leader yang kami miliki. Mereka sebagai user menilai penampilan kami, cara berjalan kami, menilai juga tutur kata kami saat seleksi tersebut, kemudian ada psikotes, english test juga, harus memenuhi standar mereka," Albert menjelaskan.

Setelah tahap di atas, wawancara dengan HRD serta jajaran direksi menjadi gerbang terakhir. Baru lah dilanjutkan dengan pengecekan secara medis.

"Kemudian ada wawancara dengan pihak HRD, kemudian wawancara dengan security perusahaan, kemudian kami dicek secara medis. Kemudian yang terakhir kami diwawancarai dengan petinggi perusahaan seperti direksi dan Vice President," Albert menambahkan.

Usai menjalani rangkaian tes tersebut, barulah seseorang bisa diangkat menjadi awak kabin,baik sebagai pramugara ataupun pramugari, Garuda Indonesia. Ternyata memang tak mudah, tapi semoga bisa jadi inspirasi bagi traveler yang ingin meniti profesi serupa.




(rdy/fem)

Hide Ads