Maroko berencana untuk membuka pariwisatanya. Tahap awal dimulai dengan kunjungan bisnis dari negara lain.
Kementerian Luar Negeri telah mengeluarkan izin untuk pebisnis yang akan masuk ke Maroko. Permintaan ini sebelumnya diajukan oleh Konfederasi Umum Perusahaan di Maroko (CGEM).
"Maroko akan menerima kunjungan bisnis dari negara lain mulai tanggal 10 September," ujar Chakim Alj, Presiden CGEM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Maroko memberlakukan status darurat pada 20 Maret. Penguncian wilayah dilakukan untuk menekan angka penyebaran pandemi. Seperti negara-negara lain, Maroko membatalkan semua perjalanan udara, laut dan darat ke wilayahnya.
Hasilnya, ada ribuan orang Maroko terdampar di luar negeri. Begitu pula sebaliknya, banyak turis yang tak bisa pulang karena tak ada penerbangan.
Beberapa waktu lalu, turis-turis yang terdampar di Maroko mendapat perlakukan buruk dari orang lokal. Sehingga Maroko memutuskan utnuk menerbangkan seluruh turis yang terdampar tanpa terkecuali.
Penerbangan tersebut juga membawa kembali warga negara Maroko yang berserakan di negara lain. Kegiatan ini dilakukan selama beberapa bulan karena banyaknya turis dan warga Maroko yang berada di luar negeri.
"Kini pengunjung asing bisa melakukan perjalanan bisnis atas undangan dari perusahaan Maroko," jelasnya.
Undangan perjalanan bisnis harus dicetak di atas kop surat perusahaan yang bersangkutan. Orang yang berwenang juga harus menandatanangi undangan tersebut.
"Di dalamnya ada tujuan kunjungan, nama lengkap, nomor paspor pengunjung, tanggal masuk dan tempat tinggal selama di Maroko," ungkapnya.
Pengunjung juga harus mematuhi rekomendasi kesehatan dari otoritas lokal. Protokol berupa tes COVID-19 dan masker harus lengkap.
Maroko sendiri masih mencatat ribuan kasus baru setiap harinya. Minggu lalu, angka infeksi tembus di angka 1.555 kasus dan 37 kematian. Jika ditotal sudah ada 70.160 infeksi pada 5 September.
Jika kasus masih terus bertambah sampai tanggal 10 Septemeber, Maroko akan kembali mempertimbangkan keputusan ini dan melanjutkan penguncian wilayah.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum