Status wisata super premium Taman Nasional Komodo memang bikin penasaran. Sebenarnya, apa dan siapa pasar wisata ini?
Penetapan itu membuat Taman Nasional Komodo menjadi destinasi wisata super premium pertama di Indonesia. Destinasi ini tengah ditingkatkan dengan status yang diberikan oleh UNESCO.
Dalam proses pembangunan Taman Nasional Komodo menjadi destinasi wisata super premium, muncul polemik. Di antaranya yang dipermasalahkan adalah keterlibatan warga sekitar dan kelestarian alam, termasuk komodo sebagai satwa endemik di kawasan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina, menilai ada kesalahan pemahaman di masyarakat sehingga muncul pro dan kontra.
![]() |
"Jadi ada wisata super premium adalah peningkatan daya tampung wisatawan dengan ruang. Kalau premium itu konsepnya membership," kata Shana yang ditemui detikTravel di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Rencananya, wisata super premium di Labuan Bajo itu di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Kawasan Loh Buaya di Pulau Rinca akan tetap dibuka untuk umum. Pembangunan di Pulau Rinca itu untuk menampung lebih banyak wisatawan tanpa bersentuhan langsung dengan komodo dan memudahkan pengawasan.
"Jika mau treking, wisatawan bisa pesan paket lagi dan turun bersama ranger," kata dia.
"Untuk biaya di Loh Buaya akan sama seperti biasa," Shana menambahkan.
Harga tiket masuk ke Pulau Rinca diprediksi bakal naik, karena ada usulan tambahan biaya pemeliharaan lingkungan, komunitas, dan sampah.
Nah, untuk kelas super premium ada di Pulau Komodo.Hanya mereka yang memiliki kartu anggota yang bisa memasuki Loh Liang. "Sementara, pusatnya di Loh Liang. Di sana nanti premium, tak ada bangunan sama sekali. Jadi lebih menantang," ujar Shana.
Loh Liang akan dibuat lebih eksklusif. Hanya mereka yang tergabung dalam anggota dan peneliti saja yang bisa masuk ke sana. Rencananya, cuma ada 50 ribu anggota atau member yang boleh mendaftar dalam satu tahun.
"Kalau di luar negeri itu seperti Galapagos dan Kosta Rika. Mereka konsepnya premium, ada caring capacity dan penelitian," dia menjelaskan.
Shana mengatakan bahwa selama ini wisatawan yang datang tak selalu mendapatkan edukasi yang maksimal soal komodo. Dengan adanya pusat informasi nanti, wisatawan diharapkan untuk mendapatkan standar informasi yang sama.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum